Awalnya Pakai Skema Investasi hingga Ditinggal Investor, ITF Sunter Bakal Gunakan APBD DKI?
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sempat mengklaim pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara tetap berproses. Gunakan APBD DKI?
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"ITF itu sudah diwacanakan dari era Foke hingga sekarang, perjalanan panjang, Milestone pembangunan ITF sangat ditunggu akan jadi pengolahan sampah modern pertama di Indonesia. Sudah 2 - 3 kali peletakan batu pertama dimulai dari Foke," pungkasnya.
Dinas LH DKI Klaim Pembangunan ITF Tetap Berproses
Dikutip dari wartakotalive.com, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengklaim, pembangunan intermediate treatment facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara tetap berproses, meski investor mundur di tengah jalan.
Adapun PT Fortum Finlandia mengundurkan diri, padahal bersama PT Jakpro telah mendirikan perusahaan patungan bernama PT Jakarta Solusi Lestari untuk menggarap ITF Sunter senilai 340 juta dollar AS atau Rp 5,2 triliun.
Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menugaskan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk membangun ITF. Kedua BUMD itu adalah PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Perumda Pembangunan Sarana Jaya.
“Untuk Jakpro ditugaskan membangun dua buah ITF dan untuk Sarana Jaya membangun dua ITF. Ini memang masing-masing dalam proses,” kata Asep usai rapat dengan Komisi D DPRD DKI Jakarta pada Selasa (17/5/2022).
“Kayak Jakpro untuk ITF Sunter sudah ada calon mitra, namun mengundurkan diri. Jadi sekarang sedang mencari mitra baru,” lanjut mantan Kepala UP TPST Bantargebang, Kota Bekasi ini.
Menurut dia, Jakpro juga menyiapkan studi kelayakan atau feasibility study (FS) untuk pembangunan ITF area layanan Barat, yakni di Cakung. Demikian juga untuk pembangunan dua ITF yang dikerjakan Sarana Jaya, BUMD itu tengah menyiapkan FS dan telah mendapatkan mitra.
“Untuk mitra Jakpro mengundurkan diri karena finansial atau pendanaannya tidak mendapatkan dari calon investor,” ujar Asep.
Dia menjelaskan, progres pembangunan ITF Sunter yang dikerjakan Jakpro adalah melakukan lelang ulang untuk mencari mitra baru. Meski begitu, dia tidak menampik untuk persentase progresnya masih sangat rendah.
“Secara progres untuk pembangunan itu masih baru penyusunan FS-nya,” imbuh dia.
Asep mengatakan, pembangunan ITF menggunakan dana APBD bisa menjadi salah satu alternatif.
Namun biaya yang diperlukan dari proyek yang digagas sejak 2011 lalu itu sangat besar, yakni di kisaran Rp 4-6 triliun untuk satu lokasi.
“Kami sepakat untuk pembangunan ITF ini impian Pemprov DKI Jakarta dari tahun 2011. Membangun ITF itu tidak mudah, karena begitu banyak persyaratan untuk mendatangkan investor dari luar negeri, dan anggarannya bisa Rp 4-6 triliun satu lokasi,” katanya.
“Untuk target penyelesaian ITF sekitar empat tahun lagi, itu pun kalau lancar,” sambungnya.