Sejak Awal Gunakan Skema Investasi hingga Ditinggal Mundur Investor, ITF Sunter Bakal Gunakan APBD?

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sempat mengklaim bila pembangunan intermediate treatment facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara tetap berproses.

Dionisius Arya Bima Suci / Tribun Jakarta
Kepala Dinas Lingkungam Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Rabu (13/10/2021). 

"ITF itu sudah diwacanakan dari era Foke hingga sekarang, perjalanan panjang, Milestone pembangunan ITF sangat ditunggu akan jadi pengolahan sampah modern pertama di Indonesia. Sudah 2 - 3 kali peletakan batu pertama dimulai dari Foke," pungkasnya.

Dinas LH DKI Klaim Pembangunan ITF Tetap Berproses

Dilansir dari wartakotalive.com, sebelumnya Asep mengklaim, pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara tetap berproses, meski investor mundur di tengah jalan.

Adapun PT Fortum Finlandia mengundurkan diri, padahal bersama PT Jakpro telah mendirikan perusahaan patungan bernama PT Jakarta Solusi Lestari untuk menggarap ITF Sunter senilai 340 juta dollar AS atau Rp 5,2 triliun.

Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menugaskan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk membangun ITF. Kedua BUMD itu adalah PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Perumda Pembangunan Sarana Jaya.

“Untuk Jakpro ditugaskan membangun dua buah ITF dan untuk Sarana Jaya membangun dua ITF. Ini memang masing-masing dalam proses,” kata Asep usai rapat dengan Komisi D DPRD DKI Jakarta pada Selasa (17/5/2022).

“Kayak Jakpro untuk ITF Sunter sudah ada calon mitra, namun mengundurkan diri. Jadi sekarang sedang mencari mitra baru,” lanjut mantan Kepala UP TPST Bantargebang, Kota Bekasi ini.

Baca juga: Perencanaan sejak Zaman Foke sampai Sekarang Belum Jadi Juga, DPRD DKI: ITF Sunter Proyek Pesimis

Menurut dia, Jakpro juga menyiapkan studi kelayakan atau feasibility study (FS) untuk pembangunan ITF area layanan Barat, yakni di Cakung. Demikian juga untuk pembangunan dua ITF yang dikerjakan Sarana Jaya, BUMD itu tengah menyiapkan FS dan telah mendapatkan mitra.

“Untuk mitra Jakpro mengundurkan diri karena finansial atau pendanaannya tidak mendapatkan dari calon investor,” ujar Asep.

Dia menjelaskan, progres pembangunan ITF Sunter yang dikerjakan Jakpro adalah melakukan lelang ulang untuk mencari mitra baru. Meski begitu, dia tidak menampik untuk persentase progresnya masih sangat rendah.

“Secara progres untuk pembangunan itu masih baru penyusunan FS-nya,” imbuh dia.

Asep mengatakan, pembangunan ITF menggunakan dana APBD bisa menjadi salah satu alternatif. Namun biaya yang diperlukan dari proyek yang digagas sejak 2011 lalu itu sangat besar, yakni di kisaran Rp 4-6 triliun untuk satu lokasi.

“Kami sepakat untuk pembangunan ITF ini impian Pemprov DKI Jakarta dari tahun 2011. Membangun ITF itu tidak mudah, karena begitu banyak persyaratan untuk mendatangkan investor dari luar negeri, dan anggarannya bisa Rp 4-6 triliun satu lokasi,” katanya.

“Untuk target penyelesaian ITF sekitar empat tahun lagi, itu pun kalau lancar,” sambungnya.

Berdasarkan data dari Dinas LH DKI Jakarta, Jakpro bertugas membangun ITF Sunter dan ITF Cakung. Untuk ITF Sunter, area layanannya adalah Jakarta Utara dengan kapasitas mengolah sampah 2.200 ton per hari, sedangkan area layanan Jakarta Barat di Cakung berkapasitas 2.000 ton per hari.

Sementara untuk Perumda Sarana jaya membangun ITF Cilincing dan ITF Pesanggrahan. Untuk ITF Cilincing, area layanannya adalah Jakarta Timur dengan kapasitas 1.700 ton per hari dan area layanan Jakarta Selatan di ITF Pesanggrahan berkapasitas 1.500 ton per hari.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved