Ketika Polisi Tak Bisa Tidur Semalaman, Sedih Pikirkan Nasib Bocah 9 Tahun Dimutilasi Ayah Kandung
Polisi saja sampai tak bisa tidur semalaman memikirkan nasib malang yang menimmpa seorang bocah berusia 9 tahun korban mutilasi ayahnya.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
"Saya sampai tak bisa tidur tadi malam dibuatnya. Terpikir terus sama saya,"
"Sampai subuh tak tidur. Habis salat subuh saya baru bisa tidur. Karena baru kali ini mengalami hal seperti itu," sambungnya.
Sebelum dibawa ke RSJ Tampan di Kota Pekanbaru, pelaku sempat mengamuk saat berada di rumah sakit di Kabupaten Inhil.

Pelaku mengamuk ingin bertemu dengan anaknya.
Ia bahkan memutuskan borgol milik polisi yang mengikat tangannya.
"Sebelum dilakukan tindakan medis, pelaku mengamuk mau melihat anaknya itu. Jadi dia putuskan borgol yang kita lihat dari rekaman CCTV,"
"Besi tempat tidur rumah sakit sampai copot. Setelah itu, kami bujuk lagi dan dipasang lagi borgol tiga lapis,"
"Kita minta juga bantuan personel Reskrim Polres Inhil untuk pengamanan," sebut Iptu Ricky Marzuki.
Tak tahu anaknya tiada
Setelah membunuh anaknya, pelaku sempat minta dipertemukan kembali dengan korban kepada polisi.
Setelah berhasil ditenangkan ketika berada di rumah sakit, pelaku kemudian menanyakan keberadaan anaknya.
"Saya datang pakai pakaian preman ke rumah sakit. Herannya dia masih ingat sama saya, padahal tidak pakai pakaian dinas kan."
"Dia bilang 'pak kapolsek mana anak saya, katanya janji mau jumpa anak saya, saya mau jumpa' katanya," tutur Iptu Ricky Marzuki.
Baca juga: Berbanding Terbalik dengan Tudingan Pelaku Mutilasi, Ini Kesan Ridho Suhendra di Mata Keluarga
"Terus saya bilang ke dia, anaknya sedang diobatin."
"Setelah itu, dia tertidur dan langsung dibawa ke RSJ Tampan di Pekanbaru. Karena kita khawatir dia mengamuk lagi," sambungnya.