Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Yang Tidak Dikatakan Polisi Soal Kasus Ajudan Kadiv Propam: Decoder CCTV dan Gaduh Letusan Tembakan
Sejumlah fakta tidak dikatakan polisi terkait kasus baku tembak ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Itu sebabnya, dia juga tak mengetahui jenazah korban diangkut menggunakan mobil ambulance atau mobil pribadi.
”Saya tanya ke Satpam, ya dia aja enggak tahu diganti yang baru alatnya ininya itu, ya mungkin karena semua CCTV sini kan pusatnya di pos keamanan," terangnya.
Di sisi lain, ia menyebut decoder CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo tidak mengalami kerusakan sebelum dan saat terjadi baku tembak.
"Kalau (CCTV) yang di luar masih aktif. Yang di dalam saya enggak tahu, yang punya rumah. Kecuali CCTV yang punya rumah mati, kita yang perbaiki," ujarnya.

Seno mengaku geram karena tidak ada yang melapor saat kejadian baku tembak terjadi.
”Sampai sekarang saya ketemu aja nggak, terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun RT," kata Seno.
Mantan Kapolda Sumatera Utara dan Kapolda Aceh itu juga tersinggung atas sikap polisi yang tidak memandang dirinya sebagai ketua lingkungan.
Seno menambahkan, pihak kepolisian juga kerap memerintah sekuriti tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan pengurus RT termasuk Ketua RT.
"Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini. Sama sekali nggak ada laporan, nggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," ujar dia.
Selain soal CCTV dan decoder, yang tidak dikatakan polisi adalah suasana lingkungan pada saat baku tembak terjadi.
Seno, mengatakan, suara tembakan mirip dengan suara petasan karena sedang takbiran iduladha.
"Kalau saya ditanya suara letusan itu, itu suaranya seperti petasan. Sedangkan pada saat itu kan menjelang Idul Adha dan di sini biasanya menjelang Idul Adha, tahun baru, itu biasanya membunyikan kembang api," kata Seno di kediamannya, Rabu (13/7/2022).
Selain itu, Seno juga menuturkan sekuriti di pos jaga melihat orang-orang yang diduga anggota polisi mulai mendatangi rumah dinas Kadiv Propam Polri.
Pengamatan TribunJakarta.com, rumah dinas Ferdy Sambo dan kediaman Seno berjarak sekitar 300 meter.
Selain dirinya, Seno mengaku warga sekitar juga mengira gaduh letusan tersebut merupakan suara petasan.
Seno pun akhirnya bertanya kepada sekuriti yang berjaga pada saat insiden baku tembak tang menewaskan Brigadir J itu terjadi.
"Waktu itu saya tanya sama satpam yang jaga di sana, 'kamu mendengar?'. 'Mendengar Pak, tapi ya saya kira petasan juga'. Itu lah yang masalah letusan," ucap Seno.
Satpam tersebut kemudian bertanya tentang peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Namun, kata Seno, orang-orang yang ada di rumah dinas Ferdy Sambo mengatakan tidak terjadi apa-apa.
"Satpam mulai bertanya-tanya kok yang datang itu makin lama makin banyak ke rumah itu. Ditanya lah sama satpam, 'ada apa? Nggak ada apa-apa'," ucap Seno.