Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Istri Ferdy Sambo Terguncang karena Pelecehan, Tak Lihat Tembak-tembakan Brigadir J Vs Bharada E
Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati masih terguncang karena pelecehan yang dilakukan Birgadir J. Ia tak melihat tembak-tembakan di rumah dinas itu.
TRIBUNJAKARTA.COM - Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati masih terguncang karena pelecehan yang dilakukan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Putri Candrawati pun disebut tidak melihat tembak-tembakan antara Brigadir J dengan Bharada E saat kejadian di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
Hal tersebut diungkapkan kuasa hukum Putri Candrawati, Arman Hanis yang dikutip dari Youtube TV One, Selasa (2/8/2022).
"Melihat sudah pasti tidak karena kan posisi klien kami di dalam kamar dan ketakutan. sangat ketakutan dan suara tembakan didengar," kata Arman Hanis.
Ia mengungkapkan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawati sedang berada di dalam kamar saat peristiwa tembak-tembakan terjadi.
Putri, kata Arman, sangat ketakutan dan mendengar suara tembakan tersebut.
Baca juga: 24 Hari Penembakan Brigadir J Belum Terungkap, Ini Nama 8 Ajudan Irjen Fedy Sambo Termasuk Bharada E
"Waktu ketakutan itu klien kami berteriak minta tolong, dan setelah itu menelepon Pak Ferdy Sambo," ungkap Arman Haris.
Arman juga tidak menanyakan durasi waktu tembak-tembakan yang terjadi antara Brigadir J dan Bharada E.
Pasalnya, kondisi Putri Candrawati masih sangat terguncang.

"Sampai semalam juga saya melihat kondisinya masih sangat terguncang," Arman.
Arman pun menjelaskan alasan kliennya sangat ketakutan.
Ia menuturkan Putri Candriwati mengalami trauma akibat dugaan pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J.
Baca juga: Termasuk Brigadir J dan Bharada E, Ini Identitas 8 Ajudan Irjen Ferdy Sambo di Propam Polri
Selain itu, Arman menjawab pertanyaan mengenai Brigadir J yang berstatus ajudan Ferdy Sambo leluasa masuk ke ruang pribadi atasannya.
"Kalau saya tanyakan kembali ya, bahwa itu pikiran kita. Pikiran kita semua itu pikiran normal ya, bahwa ada seorang ajudan berani masuk ke ruangan pimpinannya. Yaitu pikiran normal ya," kata Arman.
"Saya enggak menyampaikan bahwa ada yang tidak normal di sini. Tetapi itu pikiran normal kita semua bahwa ada seorang ajudan berani masuk ke ruangan pimpinannya. Silahkan tanya kepada ahlinya lah kenapa ada ajudan yang berani masuk dan melecehkan pimpinannya," lanjut Arman.
