Anies Baswedan Ubah RSUD Jadi Rumah Sehat Ketimbang Bangun Puskesmas, PSI: Tidak Tahu Prioritas

Dibandingkan hanya sekedar mengganti nama, Anggara meminta Gubernur Anies Baswedan fokus pada masalah puskesmas.

Instagram/@ara.sastroamidjojo
Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo meminta Anies Baswedan fokus benahi maslah kesehatan alih-alih ganti nama RSUD jadi Rumah Sehat. 

 Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengubah istilah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi 'Rumah Sehat' menuai kontroversi.

Banyak pihak yang kemudian mengkritik kebijakan Gubernur Anies Baswedan ini, salah satunya datang dari Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Anggara Wicitra Sastroamidjojo.

Di akhir sisa masa jabatannya yang tinggal dua bulan lagi, Anggara meminta Anies fokus dalam menyelesaikan prioritas permasalahan, khususnya di bidang kesehatan.

"Memang tidak ada salahnya mengubah nama RSUD menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta dengan segala alasannya. Namun, ada urgensi yang lebih besar di bidang kesehatan," ucapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (4/8/2022).

Dibandingkan hanya sekedar mengganti nama, Anggara meminta Gubernur Anies Baswedan fokus pada masalah puskesmas.

Baca juga: Ketua DPRD Sentil Anies Soal Rumah Sehat: Ngawur! Harusnya Bikin Program, Bukan Cuma Ganti Nama

Pasalnya, saat ini masih ada 15 kelurahan di ibu kota yang belum memiliki puskesmas tingkat kelurahan.

Selain itu, masih ada juga belasan puskesmas yang belum memiliki lahan tetap sehingga masih mengontrak.

Adapun belasan kelurahan yang belum punya puskesmas ialah Kelurahan Duri Selatan, Glodok, Jembatan Lima, Tangki, Cikini, Gambir, Gondangdia, Gunung Sahari Selatan, Karang Anyar, Kebon Kacang, Kemayoran, Senen, Cipedak, Karet Semanggi, dan Kebayoran Lama Selatan.

"Dalam masa jabatan Gubernur Anies sejak 2017, pembangunan puskesmas di kelurahan-kelurahan ini tidak dikejar. Padahal, puskesmas penting sebagai akses layanan utama masyarakat di wilayah," ujarnya.

"Selain itu, puskesmas juga berperan penting dalam upaya promotif preventif. Menurut saya jangan fokus ke hal-hal seremonial dulu sebelum yang esensial selesai," sambungnya.

Suasana penjenamaan RSUD jadi Rumah Sehat untuk Jakarta di RSUD Cengkareng, Rabu (3/8/2022).
Suasana penjenamaan RSUD jadi Rumah Sehat untuk Jakarta di RSUD Cengkareng, Rabu (3/8/2022). (Nur Indah Farrah Audina/TribunJakarta.com)

Tak hanya itu, politikus muda ini juga menyoroti fasilitas kesehatan di Kepulauan Seribu yang saat ini dinilai kurang memadai.

Sebab, wilayah yang berada di utara Jakarta itu hanya memiliki Rumah Sakit Daerah Tipe D.

"Pak Anies juga seharusnya punya perhatian terhadap masyarakat Kepulauan Seribu yang belum memiliki rumah sakit dengan fasilitas lengkap karena masih tipe D sehingga saat butuh tindakan tertentu harus dilarikan menyeberang ke darat," tuturnya.

"Kami menyayangkan prioritas-prioritas penting ini tidak terselesaikan selama masa jabatan Pak Anies," tambahnya menjelaskan.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan penjemaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri peluncuran penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta dan penyeragaman logo di RSUD Cengkareng, Rabu (3/8/2022). Dengan branding ini, nama yang berlaku bukan lagi RSUD tapi Rumah Sehat untuk Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri peluncuran penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta dan penyeragaman logo di RSUD Cengkareng, Rabu (3/8/2022). Dengan branding ini, nama yang berlaku bukan lagi RSUD tapi Rumah Sehat untuk Jakarta. (Dokumentasi infopublik.id)

Penjemanaan atau umum dikenal dengan istilah branding pada RSUD ini sudah dirancang sejak lama.

Di mana, ide gagasan ini sudah mulai dibahas pada tahun 2019 lalu. Namun harus terhenti lantaran adanya pandemi Covid-19.

"2020 mulai awal, mulai kita siapkan langkah-langkahnya lalu muncul pandemi sehingga ini terhenti, baru kemudian diaktifkan lagi setelah kita bisa suasananya lebih memungkinkan," katanya di RSUD Cengkareng, Rabu (3/8/2022).

Adapun alasan penjenamaan ini turut dibeberkan oleh eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Selama ini rumah sakit selalu berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif. Sehingga mereka yang sakit bakal datang ke rumah sakit dengan harapan dapat sembuh.

Secara rinci, mereka yang datang ke rumah sakit haruslah mengidap penyakit lebih dulu.

"Nah di sisi lain pada saat pandemi kemarin kita menyaksikan pentingnya menjaga kesehatan, karena itu kita ingin agar rumah ini menjadi rumah di mana perannya ditambah," lanjutnya.

Penambahan peran ini pun diakuinya dalam berbagai aspek, yakni aspek promotif dan aspek preventif.

Sehingga datang ke 'Rumah Sehat' untuk menjadi lebih sehat.

"Jadi rumah sehat ini dirancang untuk benar-benar membuat kita berorientasi pada hidup yang sehat, bukan sekedar berorientasi untuk sembuh dari sakit, karena itulah kemudian konsepnya disusun sebagai sebuah rumah sehat untuk Jakarta," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Anies turut melakukan penyeragaman logo untuk seluruh rumah sakit se-Jakarta.

Pasalnya selama ini logo rumah sakit berbeda-beda seakan bukan kesatuan.

"Padahal semuanya adalah institusinya pemerintah yang memberi pelayanan kepada seluruh warga, yang warga bisa datang ke mana pun juga. Jadi, satu sisi adalah memperluas aspeknya, dari hanya dua, kuratif, rehabilitatif, ditambah dengan promotif dan preventif. Kemudian menyeragamkan semuanya," pungkasnya.

 
 
 
 
 
 

 
 
 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved