Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Akting dan Dialog Kebohongan Ferdy Sambo Terbaca Mahfud MD, 5 Orang Terjerat Prakondisi Psikologis
Bak aktor, Irjen Fedy Sambo rela berakting menangis dengan dialog kebohongan alias hoaks demi meyakinkan orang-orang pilihannya tentang baku tembak.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Masih dikatakan Mahfud MD, sebelum diumumkannya kronologi perihal meninggalnya Brigadir J oleh polisi pada Senin (11/7/2022) atau tiga hari setelah kematian sang ajudan, Ferdy Sambo memanggil sejumlaah orang.

"Pada hari Senin (11 Juli 2022) sebelum peristiwa diumumkan, Pak Sambo memanggil beberapa orang, termasuk dari Kompolnas, satu orang dipanggil," ungkap Mahfud MD.
Pada saat wakil Kompolnas datang, Ferdy Sambo hanya menangis sambil teriak-teriak.
Ferdy Sambo berulangkali menyebut bahwa dirinya dizolimi dan istrinya dilecehkan oleh Brigadir J.
Hal itu sebagai upaya menjerat orang-orang pilihannya dengan prakondisi psikologis agar mempercayai skenario baku tembak yang kemudian diumumkan Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto.
"Saya ini dizolimi, istri saya dilecehkan.
Dia terus nangis gitu, tidak menjelaskan hal lain," kata Mahfud MD, yang telah mengorek keterangan dari wakil Kompolnas yang hadir saat itu.
Baca juga: Jokowi Tegas ke Polri Soal Brigadir J: Sudah Saya Katakan 4 Kali, Masalah Kita yang Lain Juga Banyak
Tak hanya dari Kompolnas yang dipanggil Ferdy Sambo untuk melihat tangisannya.
"Setidaknya ada lima orang.
Diciptakan prakondisi, agar orang percaya dengan kondisi itu (baku tembak dan pelecehan)," kata Mahfud MD.
Mahfud MD juga telah meminta keterangan dari lima orang yang kala itu dipanggil Ferdy Sambo.
"Saya sudah cek pada semua orang yang dipanggil. Kalimatnya sama, cuma nangis mondar-mandir di meja," jelas Mahfud.

Selain itu, ada kalimat atau dialog juga yang dilontarkan Ferdy Sambo agar orang percaya kepadanya.
"Kalau saya ada di situ saya tembak sendiri sampai mati lebih parah," kata Mahfud MD, mengutip teriakan Sambo yang dia dapat dari orang-orang yang datang menemuinya.
Sejak itu, ujarnya, akhirnya semakin kuat kesimpulannya bahwa yang terjadi bukan baku tembak di antara ajudan.