Kecelakan Maut di Bekasi
Cerita Kekalutan Slamet, 3 Jam Cari Anaknya Hingga ke Kolong Truk Saat Kecelakaan Maut di Bekasi
Slamet (50), menceritakan bagaimana kekalutan yang dia rasakan saat dengar kabar kecelakaan maut Bekasi.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Memperhatikan pakaian merupakan cara satu-satunya, sebab kondisi korban tewas di kolong truk sudah sulit dikenali.
"Pertama yang saya lihat roknya, karena anak saya perempuan, saya udah berpikiran ini kalau rok ini berarti anak saya," jelas dia.
Dia perhatikan begitu detail, empat jenazah anak-anak di kolong truk rupanya berjenis kelamin laki-laki.
"Nah ini laki nih pakai celana semua, saya kan enggak ngudek-ngudek karena udah puyeng lihat jenazah enggak karuan," ucap Slamet.
Setelah dari kolong truk, usaha slamet mencari anaknya tidak berhenti. Jam sudah hampir menunjukkan pukul 13.00 WIB.
Artinya, hampir sekira tiga jam Slamet belum mengetahui kabar buah hatinya.

Sampai seorang datang memberikan kabar bahwa, korban kecelakaan telah dilarikan ke rumah sakit (RS).
Terdapat dua RS yang menjadi rujukan emergensi dalam kecelakaan maut ini, pertama RS Ananda jaraknya paling dekat dengan lokasi.
Selanjutnya RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, jaraknya cukup jauh bagi slamet yang saat itu tidak berkendara.
Karena dorongan kepanikan, Slamet kemudian berlari ke RS Ananda sambil berharap putrinya berada di sana.
Hampir kurang lebih satu kilometer Slamet berlari, suara tangisan memanggilnya terdengar di pintu Instalagi Gawat Darurat (IGD) RS Ananda.
"Anak saya udah nangis duduk di kursi roda, langsung saya sujud syukur di situ anak saya selamat," tuturnya.
Ardina mengalami luka ringan di bagian lengan, bahu dan pinggang. Dia selamat laiknya nama sang ayah setelah kecelakaan maut merenggut 10 nyawa.