Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak

Ternyata Luka di Leher Brigadir J Ulah Dokter Forensik, Pertanyaan Kamaruddin Dijawab Polwan Ini

Terjawab sudah pertanyaan yang selama ini dilontarkan Kamaruddin Simanjuntak, Kuasa Hukum keluarga Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Tribun Jakarta
Polwan ahli forensik Kombes dr Sumy Hastry Purwanti dan eluarga Brigadir J menggelar acara peringatan di makam Brigadir Yosua. 

“Itu kan direndem formalin. Cuma untuk memudahkan keluarga untuk lihat. Karena yakin biasanya orang meninggal itu terakhir dibuka wajahnya,” jelas dia.

Ia pun mengatakan bahwa hasil autopsi pertama dan kedua hasilnya sama.

“Adanya luka tembak aja sama, tapi mungkin yang kedua lebih susah karena udah dijahit kan, ditutup luka-lukanya yang bekas luka tembak masuk dan keluar. Terus ada pembusukan, ada juga luka pasca autopsi untuk mungkin memasukkan formalin,” ungkap dr Hastry.

Kemudian soal perbedaan jumlah luka tembak, kata dia, yang penting kan bukan luka jumlahnya.

Baca juga: Nasib Ferdy Sambo Segera Ditentukan, Ulah Jahat yang Sebabkan Brigadir J Tewas Bikin Karier Hancur

“Kan kalau yang pertama pasti bisa lihat luka tembak masuk dan keluar. Yang kedua karena sudah ditutup kan pasti ada kerancuan luka tembak masuknya yang mana, keluar yang mana," kata dr Hastry.

"Yang penting ada lubang luka tembak di situ. Pasti kan ada luka tembak yang mematikan yang membuat dia meninggal dunia,” tandas dia.

dr Hastry lalu mengaku prihatin saat jenazah Brigadir J dilakukan autopsi ulang.

Kemudian ia pun membeberkan alasan kenapa dia mengatakan hal tersebut.

Baca juga: Fakta Baru Insiden di Magelang Berdasarkan Kesaksian Bripka RR, Terjadi Usai Brigadir J Dicari Putri

“Maksudnya prihatin gini loh kasian, maksudnya kita itu, saya sama kolega saya apalagi yang di RS Polri, kasus Duren Tiga ini junior-junior ya,” kata dr Hastry.

Ia mengatakan, ahli forensik itu tidak bisa menunda autopsi, karena berburu dengan waktu kematian. 

“Kalau semakin lama semakin susah, semakin busuk, nanti semakin bingung ini dipukulin kah, ada kekerasan kah, ada memar kah, ada luka tembak apa, seperti itu, makanya segera dilakukan,” ungkap dr Hastry.

Dirinya pun meyakini bahwa para junior-juniornya yang mengerjakan autopsi itu sudah bekerja dengan baik dan benar, karena dasarnya semua pemeriksaan itu difoto dan direkam dalam bentuk video.

SIMAK VIDEONYA:

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved