Krisis Air Bersih di Marunda Kepu Sudah 6 Bulan, Kini Para Nelayan Menaruh Harapan ke DPRD DKI

Selama setengah tahun ini, warga yang kebanyakan bekerja sebagai nelayan itu masih belum mendapatkan akses air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos Abdul Qodir
ISTIMEWA
Tangkapan layar warga berebutan mendapatkan air bersih di permukiman kampung nelayan, Jalan Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara. Sudah sebulan belakangan krisis air bersih terjadi di permukiman itu. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Krisis air bersih di permukiman warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, RW 07 Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara sudah terjadi enam bulan lamanya.

Selama setengah tahun ini, warga yang kebanyakan bekerja sebagai nelayan itu masih belum mendapatkan akses air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Ini sudah enam bulan kami mengalami krisis air bersih," kata salah seorang nelayan warga setempat, Tiharom (46) saat ditemui di lokasi, Sabtu (8/10/2022).

Sama seperti bulan-bulan sebelumnya, air bersih yang didistribusikan perusahaan Aetra di wilayah Marunda Kepu mati total.

Warga akhirnya harus menanti belas kasih perusahaan maupun pemerintah setempat untuk mendapatkan bantuan air bersih.

Baca juga: Gelar Kanada Fest, Warga Ungkap 10 Masalah di Kampung Nelayan Marunda Kepu

Baca juga: Cakupan Air Bersih untuk Warga Jakarta Belum Menyeluruh, Anies Baswedan: Kemarin Dikelola Swasta

Jika sudah tak ada bantuan, warga mau tidak mau membeli air dari penjual-penjual sekitar Marunda Kepu.

"Kalau akses air bersih selain bantuan dari tangki PAM Jaya itu, kami juga beli air bawa jeriken di depan," kata Tiharom.

"Harga air juga sekarang udah naik seribu rupiah lebih mahal," sambungnya.

Tiharom, warga Kampung Nelayan Marunda Kepu Jakarta Utara, mengeluhkan krisis air bersih di wilayahnya telah berlangsung selana 6 bulan lamanya.
Tiharom, warga Kampung Nelayan Marunda Kepu Jakarta Utara, mengeluhkan krisis air bersih di wilayahnya telah berlangsung selana 6 bulan lamanya. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Terkait masalah krisis air bersih yang tak kunjung tertangani, warga Kampung Nelayan Marunda akhirnya mengadukan keluhan mereka ke anggota DPRD DKI Jakarta.

Dalam Kampung Nelayan Marunda (Kanada) Fest hari ini, keluhan itu disampaikan kepada Neneng Hasanah, anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi Partai Demokrat yang hadir petang tadi.

"Hari ini saya menunaikan kewajiban sebagai anggota DPRD DKI Jakarta," kata Neneng.

"Sekaligus mewakilkan mereka (warga) untuk nanti akan menyampaikan dengan teman-teman atau dengan eksekutif yang mewadahi sesuai dengan SKPD," sambung dia.

Neneng menambahkan, DPRD DKI Jakarta saat ini sudah memiliki Pansus Air Bersih dan akan membuat keputusan.

Baca juga: Segudang Pengalaman Buat Anies Baswedan Percaya Heru Budi, Ternyata Pernah Debat Soal Banjir Jakarta

Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi Partai Demokrat Neneng Hasanah saat mengunjungi warga di Kampung Nelayan Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (8/10/2022). Ia menyebut kader bawah Demokrat menginginkan duet Anies-AHY sebagai capres-cawapres untuk Pilpres 2024. 
Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi Partai Demokrat Neneng Hasanah saat mengunjungi warga di Kampung Nelayan Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (8/10/2022). Ia menyebut kader bawah Demokrat menginginkan duet Anies-AHY sebagai capres-cawapres untuk Pilpres 2024.  (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

 

Terutama pasca berakhirnya kerjasama PAM Jaya dengan Aetra dan Palyja.

"Nanti setelah masa kerja sama habis bulan Februari 2023, semua pengolahan air bersih akan dilimpahkan ke BUMD kita yaitu PAM Jaya," kata Neneng.

"Mudah-mudahan dengan dilimpahkan semuanya ini akan dapat melayani masyarakat, air bersih secara menyeluruh ke masyarakat DKI Jakarta," tutupnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved