Anies Baswedan Tak Mau Berpolemik, Revitalisasi Halte Bundaran HI Sesuai Aturan: Waktu yang Jawab
Anies Baswedan memilih tak mau berpolemik soal adanya kritik soal pembangunan revitalisasi halte Transjakarta Tosari-Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
Lebih lanjut, Candarian memastikan bila pihaknya memberikan sejumlah opsi untuk pihak Transjakarta.
Baca juga: Tim Ahli Cagar Budaya dan Sidang Pemugaran Panggil TransJ Soal Halte Tutupi Patung Selamat Datang
Sebab, secara etika pengerjaan revitalisasi halte tersebut harus melalui persidangan bersama pihak TACB dan TSP.
"Ada opsi opsi yang disampaikan kepada pihak Transjakarta apa keputusannya, apakah ada kompromi direndahkan atau dibongkar, belum dapat kesimpulan yang pasti ya karena belum memanggil mereka," lanjutnya.
Menurutnya, permasalah ini bukanlah hal yang baru. Pasalnya, pembangunan revitalisasi di kawasan objek diduga cagar budaya (ODCB) juga terjadi di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
"Ini kan masalahnya bukan yang di HI, kita juga melihat di Jatinegara yang tempatnya gereja di apa itu, saya ga tau persis tapi depan gereja koinonia (GPIB Koinonia). Itu kan menjulang dan salah satu di antara halte ikonik yang akan dibangun dan berarti persoalannya tidak hanya di Hotel Indonesia tetapi juga di Jatinegara," pungkasnya.

Diwartakan sebelumnya, Sejarahwan JJ Rizal desak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berhenti melanjutkan revitalisasi halte Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Diungkapkan melalui Twitter pribadinya, JJ Rizal menyebut revitalisasi halte Transjakarta Tosari-Bundaran Hotel Indonesia (HI) tersebut merusak karena menutupi pandangan ke arah Patung Selamat Datang yang berstatus objek diduga cagar budaya (ODCB).
"Pak gubernur @aniesbaswedan mohon stop pembangunan halte @PT_Transjakarta tosari-bundaran hi yg merusak pandangan ke patung selamat datang en henk ngantung fontein warisan presiden sukarno dgn gubernur henk ngantung sbg poros penanda perubahan ibukota kolonial ke ibukota nasional," cuitnya dikutip dari Twitter @JJrizal, Jumat (30/9/2022).
Menurutnya, Patung Selamat Datang Heng Ngantung turut menjadi simbol keramahan bangsa, semangat bersahabat melaksanakan ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial.
"Hotel Indonesia bukan hanya simbol awal pariwisata modern indonesia pasca kolonial, tapi arsitektur karya abel sorensen, arsitek markas besar PBB di New York bersama presiden sukarno dgn para maestro lukis en sastra indonesia yg oleh sukarno disebut "pembuka wajah muka indonesia"," lanjutnya.
Kata JJ Rizal, kawasan bersejarah warisan Sukarno sudah menjadi sasaran aksi vandalisme dalam 20 tahun terakhir.
Baca juga: Ini Alasan Anies Baswedan Wajarkan Banjir Rendam Jakarta hingga Ratusan Orang Mengungsi
Sehingga bila pembangunan revitalisasi ini tak dihentikan dinilainya Jakarta kaya infrastruktur namun miskin karakter.
"Sekali lagi mohon pak gubernur @aniesbaswedan stop pembangunan halte @PT_Transjakarta yang arogan di kawasan cagar budaya penanda sejarah perubahan kota kolonial jadi kota nasional warisan Sukarno, jangan biarkan halte-halte itu jadi noda di buku sejarah masa pemerintahan bapak yang kaya prestasi," ungkapnya.
"Semoga @PT_Transjakarta menemukan model arsitektural yg lebih pantas en menguatkan vista sejarah yg berharga, kaya nilai serta perlu dirayakan sebagai berkah dari pendiri bangsa," pungkasnya.