Anggota Komisi E DPRD Dorong Pemprov DKI Bangun RSUD Khusus Anak: Why Not?
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Merry Hotma mendorong Pemprov DKI Jakarta membangun RSUD khusus anak. Ini alasannya.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Merry Hotma mendorong Pemprov DKI Jakarta membangun RSUD khusus anak.
Kehadiran RSUD khusus anak ini dinilainya penting. Oleh sebab itu harus dipandang dari berbagai sisi.
"Ini penting, orang paling berpikir berapalah jumlah anak. Jangan lihat jumlah anaknya. Ini lihat ini generasi loh ini generasi bangsa loh. Jangan lihat anaknya, jangan lihat bayi yang prosentasenya kecil," jelasnya di Gedung DPRD DKI, Selasa (25/10/2022).
Keseriusannya ini pun bakal dilanjut dengan meminta data kelahiran bayi perharinya kepada Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti.
Sehingga Jakarta bisa menjadi pioner untuk menghadirkan RSUD khusus anak dengan fasilitas dan tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) yang lengkap.
Baca juga: RSUD Depok Karantina 21 Merek Obat Sirup, Ada yang Mengandung Etilen Glikol
"Nah maksud saya itu ini yang harus jadi perhatian. Di Posyandu sudah bagus, ditengah harus ada lanjutan harus ada RSUD anak. Walaupun ini memang belum ada di provinsi lain, DKI lah pionernya. Why not? APBD kita tinggi, ini ibu kota negara, resistensi penyakitnya juga lumayan untuk anak bayi dan jujur loh kumuh di DKI Jakarta masih ada sampai 20 persen. Nah inikan resistensi bayi-bayi yang lahir dari sini kan juga tinggi penyakitnya, kurang gizi lah, stunting aja masih ada," ujarnya.
Diwartakan sebelumnya, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Merry Hotma dorong Pemprov DKI Jakarta hadirkan RSUD khusus anak.

Hal ini disampaikannya saat rapat kerja Komisi E DPRD DKI dengan eksekutif perihal penjelasan perkembangan penanganan kasus gagal ginjal akut.
Politikus PDI-Perjuangan ini menilai ada bagian yang terputus antara Posyandu dan Rumah Sehat untuk Jakarta. Di mana semestinya dijembatani dengan kehadiran RSUD khusus anak.
"Seyogyanya hal-hal seperti ini harus jadi perhatian. Jadi kalau posyandu udah bagus, udah banyak dinamis lagi ya niat itu harus dilanjutkan lagi, tapi kan putus posyandu putus ditengah-tengah langsung tiba-tiba RSUD padahal di sini juga scubnya kecil nih PICU, NICU. Nah maksud saya kenapa tidak buat klinik anak atau RSUD khusus anak jangan ibu. Kalau ibu nanti jadi repot, jadi melahirkan, enggak kan. Ini bukan untuk melahirkan," katanya di lokasi, Selasa (25/10/2022).
Sebagai contoh, ia menghubungkan dengan kejadian yang belakangan ini terjadi, yakni kasus gagal ganjil akut pada anak yang terus bertambah.
Baca juga: RSUD Depok Rujuk 1 Pasien Usia 15 Tahun Gejala Gagal Ginjal Akut ke RSCM
Ketika RSUD khusu anak siap dengan berbagai fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lengkap, maka mereka yang terserang penyakit ini bisa segera dirujuk ke RSUD khusus anak tersebut.
"Ini ikan kayak endemic ya penyakit lokal yang belum ditemui gitu atau mungkin juga ada bayi yang cacat dari bawaan pokoknya yang akut-akut deh. Belum ada rumah sakit yang khusus memperhatikan bayi yang penyakit akut, padahal fakta di lapangan, saya sudah 13 tahun jadi anggota dewan fakta di lapangan ketika kita ingin merujuk atau meminta anak warga untuk masuk ke RSUD, PICU, NICU begitu sulitnya," lanjutnya.
"Nah ada RSUD anak yang kayak gini-gini masuk ke RSUD itu. Jadi semua alkes-alkes anak dibuat lengkap, alkesnya pokoknya kalau bisa skala internasional lah. Terus tenaga kan udh ada tadi traning-training, calon-calon trainer karena masalah ini kan itu bisa dikembangkan. Jadi alkes siap, tenaga-tenaganya siap rumah sakitnya siap khusus anak. Walaupun ini memang belum ada di provinsi lain, DKI lah pionernya. Why not? APBD kita tinggi, ini ibu kota negara, resistensi penyakitnya juga lumayan untuk anak bayi," pungkasnya.