Keracunan Spaghetti

16 Siswa MTs Darussalam Keracunan Spaghetti, Pernah Ada Keracunan Massal di Solo Korbannya 90 Warga

Sebelum kasus keracunan spageti, sempat terjadi keracunan masal di Solo yang sampai membuat dua orang meninggal dunia.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
Kolase TribunJakarta
Spaghetti diduga menjadi penyebab belasan siswa MTs Darussalam, Pesanggrahan, Jakarta Selatan mengalami pusing hingga muntah karena keracunan makanan. Sebelum kasus keracunan spageti, sempat terjadi keracunan massal di Solo yang sampai membuat dua orang meninggal dunia. 

"Warga yang mengalami gejala didominasi RT 01," ucap Sumarno.

"Itu karena mereka yang banyak menghadiri acara dan lokasi acara ada di RT 01," sambungnya.

Aparat segera turun tangan menganalisa apa penyebab satu kampung di Solo itu mengalami keracunan massal.

Berdasarkan kesaksian korban, Dinas terkait akhirnya mencurigai satu benda sebagai pemicu keracunan.

Benda itu adalah sampel makanan berupa ayam.

Bukan tanpa alasan pihak aparat menganalisa ayam tersebut.

Ternyata ada korban yang mengurai kesaksian tentang kondisi ayam bakar tersebut saat disajikan.

Ayam bakar itu diduga sudah dalam kondisi basi.

Baca juga: Polisi Cari Pedagang Spaghetti Selidiki Dugaan Keracunan 16 Siswa MTs Darussalam Jaksel

"Kemarin ada beberapa cuitan warga mengatakan saat mau makan, (lihat) ayamnya sudah tidak layak dimakan,"

"Katanya sudah tidak segar, lembek, berkeringat, sudah basi. Tapi, sama warga nekat akhirnya terkapar sakit," ungkap Sumarno.

Ayam bakar yang disajikan dalam nasi box tersebut pun dilengkapi sejumlah lauk dan buah, di antaranya semangka.

Kasus keracunan nasi boka di Solo.
Sebelum kasus keracunan spageti, sempat terjadi keracunan masal di Solo yang sampai membuat dua orang meninggal dunia. (TribunSolo.com dan Kompas.com)

"Waktu buka bersama kemarin itu menyajikan teh hangat sama nasi box yang berisi nasi putih, ayam bakar, sama buah semangka," jelas Sumarno.

Nasi box itu dibagikan ke hampir 100 warga yang hadir dalam acara buka bersama tersebut.

Meski demikian, masih ada beberapa box yang tersisa dan kemudian dibagikan ke warga.

Akhirnya salat Idul Fitri di masjid di desa tersebut ditiadakan lantaran banyak warga mengalami keracunan.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved