Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak

Beda Sikap Kodir saat Ditanya JPU dan Pengacara Ferdy Sambo di Sidang, Hakim Ketua Sampai Kesal

Sikap para ART Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat bersaksi di sidang lanjutan pada Selasa (8/10/2022), menuai sindiran dari Hakim Ketua.

Tribunnews/Rizki Sandi Saputra
Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo, Daryanto alias Kodir saat dihadirkan sebagai saksi oleh jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Richard Elizer alias Bhadara E di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022). 

“Saudara Majelis Hakim, kami melihat dan menilai saksi ini sudah berbelit-belit dan berbohong, supaya kiranya Majelis Hakim mengeluarkan penetapan untuk menjadikan saksi ini jadi tersangka,” kata JPU dalam persidangan, Kamis, dilansir Tribunnews.com.

Ancaman proses pidana itu, disampaikan JPU saat Kodir menyampaikan keterangan soal adanya perintah Ferdy Sambo menghubungi mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Setalan, Ridwan Soplanit.

Namun, berdasarkan berita acara pemeriksaan (BAP), perintah Ferdy Sambo adalah menghubungi Polres Metro Jakarta Selatan dan memanggil ambulans untuk membawa jenazah Brigadir J.

Selain Kodir, Susi juga terancam hukuman pidana karena keterangannya kerap berubah dalam persidangan.

Kodir Diminta Bersihkan Darah Brigadir J

ART Ferdy Sambo, Diryanto alias Kodir, mengaku ketakutan saat diminta membersihkan darah Brigadir J.

Akan tetapi, dia tak berani menolak perintah.

Kesaksian itu diungkap Kodir saat menjadi saksi di persidangan atas terdakwa Ferdy Sambo dan Kuat Maruf di PN Jaksel pada Selasa (8/11/2022).

Awalnya, Kodir mengaku diperintah dua orang yang tidak dikenal untuk membersihkan darah di bawah tangga rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Namun, kata dia, saat itu dirinya tak mengetahui peristiwa yang telah terjadi di tempat tersebut.

Dia baru mengetahui darah tersebut merupakan darah Brigadir J saat menguping pembicaraan dua orang yang menyuruhnya tersebut.

"Saya dengar obrolan dua orang itu. Katanya, Bro itu siapa? Yosua Bang. Kenapa? Ditembak," kata Kodir dalam persidangan.

Kodir mengaku takut membersihkan darah tersebut.

Namun, saat itu dia tidak berani menolak perintah untuk membersihkan darah tersebut.

"Saya takut. (Selain darah) Ada pecahan beling dan runtuhan tembok yang dibersihkan," katanya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved