Gempa di Cianjur
''Itu Anak Saya, Bajunya Merah,'' Ucap Deden Lalu Menangis Lihat Buah Hati Jadi Korban Gempa Cianjur
Deden menangis saat petugas gabungan mengevakuasi anaknya dari reruntuhan akibat gempa Cianjur. Ia mengucap, "Itu anak saya, bajunya merah."
"Mau salat, jadi enggak bisa lari. Ini rumah mertuanya. Mau melahirkan, hamil sembilan bulan, belum ditemukan," ujar Dedi.
Sesuai jadwal, Dede hendak bersalin bakda salat Zuhur.
Chandra, Dantim Basarnas Kansar Jakarta mengatakan Dede tertimbun reruntuhan rumah mertuanya yang dua lantai berdasarkan info masyarakat.
Menurut informasi terakhir, tim evakuasi gabungan berhasil mengevakuasi Dede pada Selasa pukul 17.00 WIB dalam kondisi meninggal dan langsung dibawa ke RSUD Cimacan
Baca juga: Sedang Mengaji Saat Gempa Cianjur Terjadi, 7 Santri dan Pimpinan Ponpes Wafat Tertimpa Reruntuhan
Saat kejadian, suami korban sedang di teras rumah dan sempat melarikan diri, sementara korban tidak sempat.
Masih di Kecamatan Cugenang, delapan santri dan ustaznya meninggal tertimbun bangunan pondok pesantren di Kampung Garogol, Desa Cibulakang.

Sebelum gempa Cianjur para santri sedang mengaji dipimpin ustaznya. Mereka tak sempat menyelamatkan diri.
Petugas evakuasi gabungan berhasil mengangkat para korban dari reruntuhan setelah hampir 24 jam tertimbun.
"Di ruangan ada 15 orang mengaji, namun 8 santri dan ustaz pimpinan ponpes terjebak material bangunan," katan Ejen (56), pengurus ponpes.
Menukil TribunJabar, proses evakuasi baru bisa dilangsungkan pada Selasa siang. Korban ditemukan sudah meninggal.
Komandan Korem 061 Surya Kencana Brigjen TNI Rudi Saladin mengatakan, tim bertahap mengevakuasi korban gempa Cianjur sejak Senin.
"Alhamdulillah kami bisa mengevakuasi sampai saat ini 13 korban jiwa. Pagi ini satu, kemarin ada tujuh, pagi menjelang siang ada lima," kata Rudi di lokasi.
Pantauan Tribunnews.com, dua korban ditemukan tim evakuasi bertambah pada pukul 14.32 WIB.
Sehingga total jumlah korban gempa Cianjur di Cugenang, Kecamatan Cugenang, mencapai 15 orang.
Tak hanya manual, tim evakuasi gabungan masih terus bekerja menggunakan alat berat berupa eksavator untuk menemukan korban lainnya.