Warga Terdampak Angin Puting Beliung di Jelambar Diminta Pindah Rumah dan Diberi Uang Kerohiman
Rencananya, pemilik lahan akan mengganti kerugian rumah-rumah warga yang terdampak kerusakan akibat sapuan angin puting beliung ini.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN - Belasan rumah rusak dan puluhan warga terpaksa mengungsi usai musibah angin puting beliung mengamuk di Jalan Jelambar Baru I, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Sabtu (26/11/2022).
Ada dua RT di RW 007 wilayah tersebut yang terdampak sapuan angin puting beliung.
Setidaknya ada 7 rumah kontrakan dan 16 bangunan semipermanen rusak dan sebagian roboh akibat sapuan angin puting beliung di kedua RT tersebut.
Selain itu, ada 10 rumah lainnya yang rusak akibat terkena hempasan material bangunan yang tersapu angin puting beliung.
Akibat kejadian itu, setidaknya ada 25 keluarga atau 63 orang yang terpaksa mengungsi.
Baca juga: Selain di Jelambar, Puting Beliung Juga Sapu Lima Rumah Warga di Babelan Bekasi
Lurah Jelambar, Heni Agustini mengatakan sebenarnya deretan rumah kontrakan semi permanen yang ditinggali warga RT 001 awalnya difungsikan sebagai mess karyawan.
Sebab, lahan tersebut rencananya akan dibangun sebuah apartemen.
"Menurut informasi dari pemilik lahan, pada saat membangun rumah semi permanen itu untuk karyawan yang akan membangun apartemen. Kemudian saya kurang tahu, tiba-tiba warga yang menghuni di sini," katanya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Minggu (26/11/2022).
Heni melanjutkan deretan belasan kontrakan semi permanen yang hancur itu tak akan dibangun ulang oleh pemilik lahan.
Rencananya, warga akan diberikan uang kerohiman untuk pindah ke tempat lain.
"Deretan kontrakan ini akan dihancurkan kemudian ditutup setelah itu tidak ada akses lagi. Kemudian warga akan diberikan uang kerohiman untuk pindah," katanya.
Baca juga: Ahmad Setia Bertahan di Lokasi Longsor Cianjur Demi Cari Istri dan Anaknya yang Belum Ditemukan
Rencananya, pemilik lahan akan mengganti kerugian rumah-rumah warga yang terdampak kerusakan akibat sapuan angin puting beliung ini.
"Mereka (warga RT 014) yang kena dampak akan diberikan biaya ganti rugi," pungkasnya.
Berdinding styrofoam dan beratap seng

Sementara itu, sebagian rumah di RT 014 terkena lemparan dari atap bangunan di RT 001 yang terhempas oleh angin.
Permukiman RT 014 turut terdampak karena letaknya berhadapan langsung dengan deretan kontrakan di RT 001.
"RT 014 yang terkena lemparan material rumah kontrakan ada sebanyak 10 rumah," tambahnya.
Heni mengatakan musibah itu terjadi pada Sabtu (26/11/2022) menjelang waktu salat Ashar.
Menurut informasi yang diterimanya, angin kencang itu menerjang RT 001 RW 007.
Warga kemudian berlarian keluar saat terjadi angin kencang.
Dinding-dinding maupun atap rumah semi permanen seketika terlempar.
Baca juga: Lagi, Bocah 10 Tahun Tenggelam saat Berenang di Aliran KBT Jatinegara
Tak kuat menahan terjangan angin yang kencang.
Sebab, rumah tersebut hanya berdinding lapisan styrofoam dan beratap sejenis seng yang berbentuk genteng.
Salah satu korban, Ayung (23), mengatakan dinding bangunan mudah terbawa oleh angin karena tak kokoh dan berbahan seadanya saja.
"Ya karena dindingnya hanya berbahan dari styrofoam. Barang-barang saya di dalam banyak yang rusak," tambahnya.
Pengamatan TribunJakarta.com pada Minggu (27/11/2022) siang, deretan kontrakan semi permanen di RT 001 RW 007 hancur.
Bahkan sebagian bangunan bercat putih itu rata dengan tanah.
Beberapa bangunan kontrakan yang masih berdiri ada yang tak lagi beratap karena terlepas usai diterjang angin.
Warga RT 001 yang terkena dampak memilih tinggal sementara di tenda pengungsian yang didirikan Sudin Sosial Jakarta Barat.
Beberapa bantuan logistik dari pemerintah terlihat berada di tenda biru itu.
Baca juga: 5 Kelurahan di Tangsel Masuk Peta Kerawanan Pangan, Pemkot Kasih Bantuan
Sementara, sebagian warga masih membereskan isi rumah kontrakan mereka yang porak poranda.
Ada juga yang mengangkut barang-barang mereka ke dalam gerobak untuk dipindahkan ke tempat lain.
Beberapa perabotan rumah mereka juga terlihat masih berada di pinggir jalan.
Sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Jelambar membantu membersihkan puing-puing maupun pasokan logistik untuk para korban.