Buntut Temuan Kasus Polio di Aceh, Dinkes DKI Minta Orangtua Lakukan Imunisasi Anak Lengkap

Berkaca kasus polio di Aceh, Kadinkes DKI Jakarta Widyastuti menekankan kepada setiap orangtua untuk melakukan imunisasi anak secara lengkap.

TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti saat ditemui di Balai Kota, Selasa (2/3/2021). Berkaca kasus polio di Aceh, Kadinkes DKI Jakarta Widyastuti menekankan kepada setiap orangtua untuk melakukan imunisasi anak secara lengkap. 

Ketua Tim Kerja Surveilans Imunisasi PD3I, Direktorat Pengelola Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes Endang Budi Hastuti mengatakan, temuan tiga anak yang positif virus polio ini didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen yang dilakukan terhadap anak-anak yang tinggal di sekitar lokasi temuan kasus.

"Jadi kenapa anak-anak ini diambil sampelnya, karena memang rekomendasi WHO jika ditemukan kasus polio anak usia di bawah 5 tahun yang tinggal di sekitar tempat tinggal kasus tersebut harus dilakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan," kata dia dalam diskusi media, Jumat (25/11/2022).

Petugas meneteskan vaksin polio ke mulut anak balita.
Petugas meneteskan vaksin polio ke mulut anak balita. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

"Tujuan dari pemeriksaan itu, adalah untuk mengidentifikasi adanya transmisi di lingkungan sekitar tempat tinggal kasus tersebut," sambungnya.

Terdapat 20 sample yang diambil untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sample tersebut, diambil dari anak-anak yang berada di sekitaran lokasi temuan kasus, yang berusia di bawah 5 tahun dalam keadaan sehat.

Selain itu, sample juga bukan merupakan kontak erat dari kasus yang ditemukan.

Hasilnya, kata Endang tiga anak dari 20 sample tersebut didapati positif virus polio pada faces atau tinjanya.

Meski demikian, Endang mengatakan tiga anak ini tidak dikatagorikan sebagai kasus polio lantaran belum memenuhi kriteria seperti lumpuh layu akut.

"Jadi memang pada anak-anak ini, terdeteksi adanya virus polio. Tapi, ini bukan sebagai kasus polio yang di laporkan," tutur dia.

Adapun tiga anak tersebut, kata Endang dua diantaranya berusia 1 tahun 4 bulan dan tercatat telah melakukan imunisasi polio secara lengkap sebanyak 4 kali.

Sementara satu anak lainnya yang berusia 5 tahun tercatat tidak melakukan imunisasi lengkap atau hanya melakukan imunisasi polio sebanyak 2 kali.

Selain itu, ketiganya dikatakan sehat dan tidak ada keluhan namun masih kurang menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat.

"Jadi kalau kita lihat dari sini, memang anak ini sudah mendapat imunisasi. Dalam facesnya, masih terdeteksi adanya virus polio, tapi tidak ada gejala yang muncul. Jadi menunjukan juga bahwa dengan imunisasi, ini telah melindungi anak-anak ini dari gejala polio tersebut," kata Endang.

"Kemudian, perlu menjadi perhatian bahwa terdeteksinya virus polio pada faces tiga anak ini menunjukan sudah terjadi sirkulasi dari virus tipe 2 tadi, karena prilaku masyarakat tadi masih BAB di sembarang tempat, karena di daerahnya belum ada jamban, masih disungai sekitar tempat tinggal tersebut," sambungnya.

Sebagai informasi, penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup dan menyebabkan kelumpuhan.

Penyakit ini, disebabkan oleh infeksi virus polio. Meski bisa menyerang siapa saja, namun polio akan lebih rentan untuk menyerang anak-anak terutama di usia dibawah 5 tahun.

Selain bisa dicegah lewat imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat juga menjadi salah satu kunci dalam pencegahan penularan polio di masyarakat.


Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved