Penemuan Mayat Satu Keluarga
Jual Blender hingga AC untuk Makan, Satu Keluarga di Kalideres Simpan Baju Mahal Buatan Prancis
Sebelum ditemukan jasadnya pada November 2022, satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat ternyata sempat menjual barang-barang mereka untuk bertahan.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM -- Sebelum ditemukan jasadnya pada November 2022, satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat ternyata sempat menjual barang-barang mereka untuk bertahan hidup.
Diduga menjelang akhir hayatnya, satu keluarga yang terdiri dari empat orang tersebut mengalami penurunan ekonomi.
Mereka yang tadinya hidup serba ada, lalu berubah terpaksa menjual barang-barang berharganya hanya untuk makan.
TONTON JUGA
Dikutip TribunJakarta dari Youtube Official iNews, Kamis (15/12/2022), jurnalis senior Aiman masuk ke dalam rumah satu keluarga tersebut.
Ia masuk ke dalam kamar yang merupakan lokasi ditemukannya mayat Rudyanto Gunawan, sang kepala keluarga yang meninggal paling pertama.
Rudyanto Gunawan diperkiran meninggal sekitar bulan Februari atau Maret.
Tampak kamar tersebut berisi satu buah kasur dan dua lemari pakaian.
AC yang ada pada ruangan tersebut juga tampak sudah dicopot dan dijual oleh korban yang saat itu masih hidup.
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga, mengatakan tak cuma AC, satu keluarga tersebut turut menjual blender mereka.
Baca juga: Sopir Sekap 2 Majikan Lansia di Sunter: Satu Tewas, Satu Masuk RS Usai Tindakan Keji di Dalam Rumah
"Sampai belenderpun dijual," ucapnya.
"Ada orangnya sudah kami mintai keterangan,"
"Itu barang-barang ditaruh depan," imbuhnya.
Sebelum keluar dari kamar, Aiman pun tampak membuka lemari pakaian yang ada di ruangan tersebut.
"Barang-barang sudah dirapikan semua," kata AKBP Indrawienny Panjiyoga.
"Tidak ada barang-barang yang mencurigakan?," tanya Aiman.
"Tidak ada," jawab Indrawienny Panjiyoga.
Baca juga: Kecelakaan Hari Ini di Tol Purbaleunyi, Truk Tabrak Mobil, Satu Orang Tewas
Ia lalu membuka lemari tempat digantungkan beberapa jaket dan baju laki-laki.
Aiman lalu mengambil beberapa baju yang tergantung dan terkejut melihat mereknya.
"Ini merek mahal lumayan ini," kata Aiman sambil memperlihatkan sebuah kemeja.
AIman memperlihatkan sebuah kaos polo bermerek Christian Dior.
Christian Dior adalah sebuah produsen barang mewah asal Prancis.
Penelusuran TribunJakarta, kaos polo tersebut seharga sekitar belasan juta.
Baca juga: Satu Keluarga Tewas di Kalideres Termasuk Unik, Janji Pak RT: Enggak Ada Lagi di Lingkungan Saya
"Bahkan ini merek Prancis dan artinya bukan keluarga tidak punya, bukan keluarga susah begitu ya," kata Aiman.
Aiman kemudian menanyakan buku-buku mantra yang ternyata sudah diamankan oleh penyidik.
"Bukan mantra, itu buku dari beberapa agama, jadi salah satunya ada tentang agama Islam, Injil lalu tentang agama Budha, sama ada buku tentang haram halalnya babi," kata Indrawienny Panjiyoga.
Padahal yang tercantum pada KTP, kata dia, keempat anggota keluarga tersebut beragama Kristen.
Ia juga menyebut bahwa buku yang ditemukan bukan semuanya tentang pengobatan.
"Bahkan ada tentang sholat tahajud, dan ada beberapa menyan, amalan-amalan Ki Buyut Sakti, sajennya kopi, aer jeruk, aer teh, jeruk," tuturnya.
Kemudian Aiman juga melihat ke arah dapur mereka dan menemukan tidak ada makanan, tapi ada beberapa makanan yakni nasi bungkus dan bakso.
Baca juga: Sosok Misterius Sangkutkan Bunga Kuning di Gerbang Rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres
"Ini yang menunjukkan bahwa memang bukan kelaparan, dan bukan tidak makan, terbukti dengan adanya bungkus nasi di sini," kata Aiman.
Setelah itu, Aiman pun melihat ke bagian dalam rumah dan tampak terdapat sebuat kulkas berukuran besar.
Aiman lalu membuka kulkas dan tampak kosong tersebut.
"Kulkasnya memang betul kosong, tapi memang tidak punyakemampuan untuk membeli atau seperti apa? Kalau kita lihat kan ini kulkasnya kulkas mahal ini, empat pintu," kata Aiman.
"Tadinya ada 2, yang satu sudah dijual," ujar Indrawienny Panjiyoga.
"Ada perubahan ekonomi yang drastis dari yang bersangkutan?," tanya Aiman lagi.
"Kemungkinan dengan menjual barang itu, kami prediksinya untuk makan, untuk makan sehari-hari," jawab Indrawienny Panjiyoga.
"Tapi bukan mati karena kelaparan atau pembunuhan ya," jelas Aiman.
SIMAK VIDEONYA:
Penyebab Satu Keluarga Tewas
Penyebab satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat akhirnya terungkap.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kabid Kimia dan Biologi Forensik Puslabfor Bareskrim Polri Kombes Wahyu Marsudi saat konferensi pers, pada Jumat (12/9/2022).
Berdasarkan hasil olah TKP, Wahyu menegaskan tak ditemukan adanya kerusakan di rumah empat anggota keluarga di Perumahan Citra Garden 1 Extension tersebut.
TONTON JUGA
"Hasil TKP tidak ditemukan kerusakan, berati tidak ada orang yang keluar masuk, atau dari dalam keluar," tegas Wahyu.
Tak hanya itu berdasarkan hasil laboratorium juga tidak ditemukan adanya DNA lain, selain milik empat anggota keluarga itu.
"Kemudian hasil pemeriksaan lab tidak ditemukan DNA lain, selian 4 orang tersebut," ucap Wahyu.
"Ini klob," imbuhnya.
Lalu dari hasil toksikologi forensik, tidak ditemukan kandungan racun di dalam tubuh anggota keluarga tersebut.
"Hasil pemerisakaan toksikologi dari seluruh korban tidak ada kita temukan pestisida, arsen, sianida, dan obat-obatan lainnya," kata Wahyu.
Keempat Korban Sakit
Kemudian, dr Ade Firmansyah selaku Ketua Umum Perhimpunan Dokter Indonesia angkat bicara.
dr Ade Firmansyah menjelaskan ditemukannya pendarahan di tubuh Rudyanto, sosok tertua di keluarga.
Dari temuan tersebut didapatkan hasil bahwa Rudyanto mengidap infeksi saluran pencernaan sebelum meninggal dunia.
"Pada bapak Rudyanto, masih bisa kita temukan pendarahan di saluran cerna dan adanya bukti-bukti diduga sebagai infeksi saluran cerna," kata dr Ade Firmansyah.
Lalu berdasarkan hasil autopsi Renny Margaretha atau Margaretha, dokter menemukan adanya kerusakan pada jaringan payudara.

Baca juga: Ada Zat Tamoxifen di Hati Renny Korban Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres, Polisi: Bukan Racun
"Pada ibu Renny, ditemukan tamoxifen, kita cari efek dari tamoxifen yang dapat mengakibatkan pengentalan darah, namun kita tidak temukan efek serius tersebut seperti di jantung dan usus. Tamoxifen ini adalah pengobatan untuk mengobati kanker payudara atau pencegahan sakit payudara. Kita temukan kelainan susunan jaringan payudara yang mengarah pada keganasan," ungkap dr Ade.
Lebih lanjut, dokter pun mengurai fakta ketiga terkait hasil autopsi Budyanto dan Dian.
Dua sosok tersebut disinyalir meninggal setelah Rudyanto dan Margaretha.
Dari hasil pemeriksaan, Rudyanto dan Dian juga mengidap penyakit parah.
"Bapak Budyanto dan ibu Dian yang memiliki tingkat kebusukan yang lebih dini dibanding Renny dan Rudy, masih didapatkan petunjuk yang jelas. Bapak Budyanto tampak adanya serangan jantung baru atau serangan jantung lama, bukti adanya penyakit penebalan pembuluh nadi di aorta (jantung)," imbuh dr Ade.
"Pada ibu Dian, didapatkan bukti yang sangat jelas adanya radang paru yang menahun atau kronis, serta adanya juga adanya rongga di dalam paru, penyakit menahun. Biasanya terbentuk karena TBC paru," sambungnya.
Seperti diketahui, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).
Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang terganggu dengan bau tak sedap di permukimannya.
Keempat jasad itu yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang. Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.
Baca juga: Polisi Akan Tutup Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres Jika Tak Temukan Unsur Pidana
Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.
Terakhir, yakni ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.
Kematian keempatnya menjadi misterius karena tak ada tanda kekerasan pada jasad mereka.
Tak juga ditemukan zat/unsur berbahaya di organ dalam korban. Hal lain yang menjadi sorotan adalah tidak ditemukan sari-sari makanan di lambung keempat korban tewas tersebut.
Diduga, mereka tidak makan dalam waktu cukup lama sebelum tewas.