Kisah Rafif Tingkatkan Prestasi Akademis dan Belajar Life Skill dengan Mengikuti Kelas Kumon

Kisah Rafif yang meningkatkan prestasi akademiknya setelah mengikuti kelas Kumon sejak taman kanak-kanak.

DOK. Kumon
Metode Kumon tak hanya membantunya meningkatkan prestasi akademis, tetapi juga meningkatkan life skill. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Setiap orangtua ingin memberi yang terbaik untuk proses tumbuh kembang anak secara optimal. Selain makanan bergizi seimbang, pendidikan berkualitas juga menentukan perkembangan anak.

Melalui lembaga pendidikan, anak dapat belajar untuk mengembangkan hard skill dan soft skill. Tidak hanya melalui lembaga pendidikan formal seperti sekolah, tetapi juga lembaga pendidikan nonformal berupa kursus.

Saat ini, ada banyak lembaga kursus yang menawarkan berbagai program atau subjek pelajaran yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, orangtua perlu selektif dalam memilih lembaga kursus untuk anak.

Metode pembelajaran yang diterapkan harus menjadi salah satu pertimbangan utama orangtua dalam lembaga kursus. Dengan metode pembelajaran yang tepat, anak akan memiliki semangat untuk belajar.

Orangtua dapat memilih lembaga kursus yang menggunakan metode belajar sesuai dengan kemampuan anak, seperti Kumon. Kumon merupakan metode belajar secara individual yang disesuaikan dengan kemampuan anak.

Metode tersebut dikembangkan oleh seorang guru Matematika asal Jepang, Toru Kumon, pada 1954. Dengan metode ini, anak tidak dikelompokkan dalam satu kelas, sebab setiap anak mengerjakan soal latihan berdasarkan kemampuan masing-masing.

Faktor itulah yang menjadi alasan Adhyastha Rafif Wicaksono memilih Kumon. Rafif diperkenalkan dengan metode ini oleh orangtuanya sejak taman kanak-kanak (TK).

“Pertama kali aku mengikuti les Kumon, aku sangat antusias dan bersemangat karena suasana belajarnya nyaman dan ibu Pembimbing membimbing aku untuk memecahkan tantangan soal secara mandiri,” ujar Rafif.

Di Kumon, Rafif setiap hari berlatih mengerjakan soal dari yang paling mudah hingga yang paling sulit satu demi satu. Cara ini menimbulkan semangatnya untuk menyelesaikan tantangan demi tantangan.

Adhyastha Rafif Wicaksono.
Adhyastha Rafif Wicaksono. (DOK. Kumon)

Setelah mengikuti dan merasakan manfaat metode Kumon di subyek kursus Matematika, Rafif pun memutuskan untuk mengikuti subyek kursus Bahasa Inggris, yaitu English as a Foreign Language (EFL).

“Dengan mengikuti les Kumon, pelajaran Matematika di sekolah menjadi lebih mudah dipahami dan tidak sulit,” ucap siswa kelas 2 SD itu.

Menurut Rafif, kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan baik sudah menjadi kebutuhan saat ini untuk dapat bersaing. Dengan mempelajari dua subyek di Kumon, dia mengaku mendapat banyak keuntungan.

“Karena belajar dua subyek di Kumon, kedisiplinan aku semakin terasah, begitu juga dengan fokus, semangat, dan rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri,” jelas dia.

Berlatih mengerjakan soal-soal dalam lembar kerja Kumon juga mengasah kemampuan Rafif dalam mengelola waktu, disiplin dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas sehari-hari, serta dalam berkonsentrasi.

Rafif mengatakan, kemampuan-kemampuan tersebut merupakan bagian dari kecakapan hidup (life skill) yang tidak kalah penting dari prestasi akademis. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved