Sisi Lain Metropolitan
Asal Usul Kolong Tol Becakayu Berubah Jadi Kebun Sayur-Mayur
Kolong Tol Becakayu, Jakarta Timur kini sudah berubah menjadi kawasan hijau. Hamparan tanaman produktif memanjakan mata pengendara dan pejalan kaki.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Kolong Tol Becakayu, Jakarta Timur kini sudah berubah menjadi kawasan hijau.
Hamparan tanaman produktif memanjakan mata pengendara dan pejalan kaki yang melintas.
Bahkan, keindahannya ini sudah disoroti oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Di mana saat ini sepanjang 2,7 kilometer kawasan tersebut sudah ditanami aneka tanaman sayur-mayur.
Lantas bagaimana dengan asal muasal perubahan ini?
Dulunya, kolong Tol Becakayu ini hanyalah lokasi biasa di mana banyak bebatuan, sampah hingga puing di lokasi.
Kemudian, atas perintah lurah setempat yakni Lurah Cipinang Melayu, kawasan tersebut mulai berubah.
Kala itu, satu di antara petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Cipinang Melayu bernama M Hasanudin atau karib disapa Hasan ditunjuk untuk menangani bawah Tol Becakayu.
Baca juga: Dikerjakan Sejak Era Gubernur Anies, Kolong Tol Becakayu Sepanjang 2,7 Kilometer Jadi Kawasan Hijau
Di tahun 2020, ia segera membersihkan kawasan tersebut dan merapikannya.
"Ya mulanya memang disuruh Pak Lurah untuk jadi kawasan hijau aja," katanya saat dikonfirmasi TribunJakarta.com, Jumat (6/1/2023).
Lantas ia berpikir untuk menanam pohon yang memberikan hasil untuk masyarakat bukan sekedar penghijauan saja.
Alhasil ia mulai menanam sawi, cabai, kol, bayam hingga kangkung di lokasi tersebut.
"Sedikit-sedikit saya kerjakan sampai hasilnya dapat 700 meter yang siap ditanam sayur mayur," lanjutnya.
Kata dia, diawal perubahan ini ia hanya bekerja seorang diri. Kemudian dibantu oleh petugas PPSU lainnya yang memang membantu secara sukarela.
Satu di antaranya ialah Agus Aang. Ia mengaku sejak awal dirapihkannya kolong tol Becakayu selalu mampir membantu Hasan.
"Dia nih pelopor. Kerjain apa-apanya sendiri. Akhirnya saya ikut bantu setelah selesai bersihin zona," ungkapnya.
Namun karena usia Hasan sudah lebih dari 56 tahun, maka di tahun ini ia sudah tak lagi bekerja sebagai PPSU Kelurahan Cipinang Melayu.

Hasil panen dibagikan ke masyarakat
Dari warga untuk warga, kira-kira begitulah kata-kata yang selalu dikeluarkan Agus Aang.
Pasalnya, hingga hari ini hasil panen di kolong Tol Becakayu selalu dibagikan untuk warga sekitar setelah dilaporkan ke atasannya.
"Kalau untuk warga kita tuh RW 13 ini Pak Umam, Pak RWnya kalau untuk warga ada sistem shodaqoh (sedekah). Jadi tanaman apa aja nih 3 macem bayam, kangkung, sawi itu ada yang kita buat shodaqoh (sedekah) buat warga. Selebihnya ya itu kita jual, yang mana dana nya itu kita buat beli bibit lagi dan masuk ke kas urban farming," bebernya.
Sehingga saat ini untuk pembibitan di kolong tol Becakayu sudah mandiri dan tak mengandalkan bibit dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta.
"Untuk dijual pun gak pakai standar harga sebab sifatnya bukan komersil. Kan uang yang didapat juga untuk beli bibit lagi. Jadi kita sudah pembibitan mandiri," pungkasnya.
Hidup Melarat, Warga Kampung Tongkol Ancol Kecewa Tahu Tunjangan DPR Makin Melimpah: Sangat Tak Adil |
![]() |
---|
Kisah Sukirwan dan Perahu Eretan yang Bertahan di Tengah Gemerlap Jakarta |
![]() |
---|
Kisah Haru Anak Kuli Bangunan di Bandung: Ngampus Bawa Rp11 Ribu, Usai Lulus Umrahkan Ibu Tercinta |
![]() |
---|
Kisah Ajaib, 2 Anak Sopir Taksi Tembus Fakultas Kedokteran, Perjuangan Hidupnya Bikin Merinding |
![]() |
---|
Rahasia Bikin Celana Jeans Kece, Bos Nyoel Jeans Bagikan Tips Cuci Denim Agar Tetap Keren DipakaiĀ |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.