Pemilu 2024

Sindir Banyak Artis Nyaleg, Partai Buruh Dukung Proporsional Tertutup di Pemilu 2024

Salah satu yang mendukung wacana sistem proporsional tertutup ini ialah Partai Buruh.

Tribunnews
Ilustrasi Pemilu 2024 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wacana soal penerapan sistem proporsional tertutup dalam Pemilu 2024 belakangan jadi sorotan.

Tak sedikit partai yang menolaknya, tapi ada juga segelintir yang mendukung sistem coblos gambar partai tersebut.

Salah satu yang mendukung wacana sistem proporsional tertutup ini ialah Partai Buruh.

Ketua Bappilu Exco Partai Buruh, Ilhamsyah, menerangkan, sistem proporsional terbuka yang selama ini diterapkan terkesan hanya menguntungkan segelintir kalangan.

"Kalau melihat pengalaman politik dan pemilu yang ada selama ini, sistem proporsional terbuka hanya akan didominasi oleh dua kelompok, yaitu yang punya uang banyak dan orang yang punya popularitas, contohnya artis," ucapnya saat menjadi pembicara dalam acara Tribun Talk yang disiarkan kanal youtube TribunJakarta Official.

Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan riset Marepus Corner terungkap bahwa mayoritas anggota DPR RI periode 2019-2024 merupakan seorang pengusaha.

Totalnya mencapai 318 orang atau mencapai 55 persen dari total anggota parlemen Senayan.

Ilhamsyah pun menilai wajar fenomena ini lantaran dengan kekuatan uang, kelompok ini bisa mempengaruhi pemilih.

"Kelompok yang punya uang banyak itu akan dominasi perolehan suara, tingkat money politic semakin rentan. Dengan kekuatan uang yang dimilikinya, dia bisa mempengaruhi pemilih," ujarnya.

Baca juga: Klaim Didukung Elemen Pekerja, Partai Buruh Pede Dapat 6 Kursi DPRD DKI di Pemilu 2024

Hal yang sama berlaku bagi kalangan artis yang belakangan banyak masuk dunia politik untuk bersaing memperebutkan kursi legislatif.

Meski tak punya latar politik yang mumpuni, namun dengan popularitas yang dimilikinya maka artis tersebut bisa melenggang mulus menuju kursi dewan yang terhormat.

"Makanya, banyak partai politik yang merekrut artis yang punya nama besar atau popularitas, itu tujuannya kan untuk menarik simpati pemilih," kata dia.

Hal ini pun disebutnya sangat merugikan kader partai yang punya ideologi kuat mengabdikan hidupnya untuk kepentingan rakyat.

Pasalnya, mereka bakal kalah bersaing dengan artis maupun pengusaha yang punya modal besar.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved