Jakarta Peringkat 29 Kota Termacet di Dunia, Heru Budi: Nanti Kami Bereskan, Tapi Perlu Waktu
Heru pun hanya menyatakan Pemprov DKI Jakarta telah dan terus melakukan berbagai cara untuk mengurangi kemacetan di ibu kota negara Indonesia ini
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono buka suara atas hasil riset lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia, Tomtom International BV, yang menempatkan Jakarta di posisi ke-29 kota termacet di dunia.
Pj Gubernur DKI Jakarta penerus Anies Baswedan itu tak menampik hasil riset tersebut.
Heru pun hanya menyatakan Pemprov DKI Jakarta telah dan terus melakukan berbagai cara untuk mengurangi kemacetan di ibu kota negara Indonesia ini, seperti penggunaan transportasi publik
"Yuk ramai-ramai kita naik Transjakarta (untuk mengatasi macet di ibu kota)," ujar Heru di Balai Kota Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (22/2/2023).
Eks Wali Kota Jakarta Utara ini menambahkan, Pemprov DKI butuh waktu untuk menyelesaikan masalah kemacetan di ibu kota.
Baca juga: Dishub Bakal Tutup 27 Putaran Arah, PSI Pesimis Bisa Atasi Kemacetan di Jakarta
• Gandeng Google, Dishub Berencana Pakai Teknologi Artificial Intelligence Urai Kemacetan di Jakarta
Sederet aturan pun kini tengah digodok untuk mengurangi jumlah volume kendaraan di ibu kota.
Salah satu yang tengah dibahas ialah soal wacana penerapan jalan berbayar elektronik alias electronic road pricing (ERP).
"Ya namanya mengurangi kemacetan harus punya waktu. Nanti kami bereskan macetnya," ujarnya
Sebelumnya, lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia, Tomtom International BV, merilis hasil riset indek kemacetan terbaru yang menempatkan Jakarta di urutan ke-29 sebagai kota termacet di dunia.
Indeks kemacetan Jakarta ini memburuk dari sebelumnya di peringkat 46 dunia pada 2021 lalu.
Baca juga: DPRD DKI Jelaskan Prosedur Pengembalian Raperda, Wacana Jalan Berbayar di Jakarta Resmi Dibatalkan?
Lewat laman resminya, Tomtom menjelaskan rata-rata waktu tempuh untuk perjalanan 10 kilometer di ibu kota mencapai 22 menit 40 detik.
Tomtom menyebutkan, kondisi lalu lintas terparah di DKI Jakarta terjadi pada 9 Desember 2022.
Saat itu, rata-rata waktu tempuh untuk perjalanan 10 kilometer mencapai 29 menit 30 detik.
Selain Jakarta, Manila jadi kota di Asia Tenggara yang masuk 50 besar kota termacet di dunia.
Namun, kondisi lalu lintas di Jakarta sedikit lebih baik lantaran ibu kota Filipina itu berada di urutan 9 dunia dengan rata-rata waktu tempuh per 10 kilometer mencapai 27 menit.

Adapun kota termacet di dunia versi Tomtom pada 2022 lalu ialah kota London, Inggris.
Butuh waktu 36 menit 20 menit unit bisa berjalan sejauh 10 kilometer di kota tersebut.
Berikut daftar 10 besar kota termacet di dunia hasil riset Tomtom International BV:
1. London
2. Bengaluru
3. Dublin
4. Sapporo
5. Milan
Baca juga: 5 Tahun Anies Baswedan Pimpin Jakarta, Pengamat: Sukses Redam Gejolak Masyarakat tapi Lemah Eksekusi
6. Pune
7. Bucharest
8. Lima
9. Manila
10. Bogota
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Dinas Kebudayaan Gandeng Bamus, Seniman Betawi Akan Dilibatkan di Sekolah |
![]() |
---|
Polisi Buru Komplotan Begal Bersenjata Tajam yang Lukai Warga di Cakung Jakarta Timur |
![]() |
---|
Gabungan Pedagang di Jakarta Nyatakan Penolakan Jelang Finalisasi Raperda KTR: Ancam Rakyat Kecil |
![]() |
---|
Pelanggan Bijak, Mengelola Listrik dengan Bayar Tepat Waktu |
![]() |
---|
Polisi Periksa Kejiwaan Ibu dari Bocah Perempuan yang Tewas dalam Kamar Kos Penjaringan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.