Kasus Serial Killer Bekasi dan Cianjur

Sorakan Warga Ledek Wowon Cs Tukang Cincau Hingga Manusia Dajjal Saat Rekonstruksi di Bekasi

Wowon Cs disoraki hingga diledek cincau saat dihadiri dalam rekonstruksi kasus serial killer Wowon Cs di TKP Bekasi, Rabu (1/3/2023).

TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Wowon Cs saat dihadirkan saat rekonstruksi di TKP Bantargebang, Kota Bekasi, Rabu (1/3/2023). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BANTARGEBANG - Wowon Cs disoraki hingga diledek cincau saat dihadiri dalam rekonstruksi kasus serial killer Wowon Cs di TKP Bekasi, Rabu (1/3/2023).

Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) di Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.

Ketiga tersangka Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin dihadirkan dalam rekonstruksi kali ini.

 

Saat turun dari mobil, ketiganya langsung mendapatkan sambutan sinis dari warga yang ramai memadati TKP.

"Huuu kejam, tukang cincau anji**," suara terikan warga yang menyoraki Wowon Cs saat tiba di TKP.

Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan Berantai, Wowon Cs Peragakan 55 Adegan di TKP Bekasi

Rekonstruksi di TKP Bekasi berlangsung cukup panjang, ada sebanyak 55 adegan diperankan.

Rekonstruksi dimulai sekira pukul 15.00 WIB dan baru rampung sekira pukul 17.00 WIB, terdapat adegan di luar dan di dalam rumah.

Usai rampung rekonstruksi, warga kembali menyoraki Wowon Cs yang digiring personel bersenjata lengkap menuju mobil.

Wowon Cs saat dihadirkan saat rekonstruksi di TKP Bantargebang, Kota Bekasi, Rabu (1/3/2023).
Wowon Cs saat dihadirkan saat rekonstruksi di TKP Bantargebang, Kota Bekasi, Rabu (1/3/2023). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

"Mang beli cincau mang, huuu.. huuu.., manusia Dajjal," kata warga yang menyoraki Wowon Cs saat hendak masuk mobil.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan, rekonstruksi dilakukan untuk menyesuaikan keterangan dengan tindakan pelaku.

"Kegiatan rekontruski di Bekasi ini menampilkan total 55 adegan, dimana para tersangka memperagakan proses terjadinya pembunuhan ini," kata Indrawienny di Bekasi.

Sebagai informasi, tersangka Duloh memang dikenal sebagai pedagang es cincau di kawasan Bantargebang Bekasi.

Dia biasa mangkal di SD Negeri Ciketing Udik 3 Bantargebang Bekasi, serta beberapa tempat di sekitar kawasan tersebut.

Serial Killer Bertajuk Supranatural

Rekonstruksi kasus Wowon CS di TKP rumah kontrakan Ciketing Udik, Bantargebang, Kita Bekasi, Rabu (1/3/2023). (2)
Rekonstruksi kasus Wowon CS di TKP rumah kontrakan Ciketing Udik, Bantargebang, Kita Bekasi, Rabu (1/3/2023). (2) (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, kasus pembunuhan di Bekasi merupakan serial killer atau berantai.

Sebelum menghabisi nyawa satu keluarga di Bekasi, Wowon dkk telah membunuh enam orang lainnya.

"Totalnya ada sembilan korban. Mudah-mudahan cuma sembilan, tidak ada korban lain," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat merilis kasus ini, Kamis (19/1/2023).

Fadil menjelaskan, tersangka tega menghabisi keluarganya sendiri karena dianggap berbahaya sehingga perlu dihilangkan.

"Para pelaku ini melakukan perjalanan perjuangan pembunuhan, ternyata korban meninggal dunia di Bekasi dibunuh karena para tersangka ini melakukan tindak pidana lain," ucap Fadil.

Baca juga: Wowon Cs Siap-siap Disidang, Polda Metro Jaya Tengah Lengkapi Berkas Perkara Termasuk Hasil Forensik

Wowon alias Aki merupakan kaki tangan tersangka Duloh, dia dikenal sebagai orang sakti yang membuka praktek di kediamannya Cianjur.

"Duloh merasa dirinya mampu meningkatkan kekayaan dengan janji-janji yang dikemas supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya," jelasnya.

Peran Wowon atau Aki mencari mangsa, mengajak korban datang ke rumah Duloh dengan menyerahkan harta bendanya.

Pada saat harta benda telah dikuasai, Duloh akan menghabisi nyawa pasiennya dengan cara diracun lalu jasadnya dikubur.

"Jadi perjuangan perjalanan pembunuhan diawali penipuan janji dan motif hidup sukses, setelah korban menyerahkan harta bendanya lalu para korban dihilangkan," jelas Fadil.

Kejahatan ini rupanya diketahui korban Ai Maemunah dan dua orang putranya, mereka dianggap berbahaya khawatir membocorkan perbuatan keji yang telah dilakukan.

"Keluarga dekat dianggap berbahaya karena mengetahui dia melakukan tindak pidana lain berupa pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," tegasnya.


Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved