Pilpres 2024
Anies Dikhawatirkan Tak Jadi Capres Jika PKS, Demokrat dan NasDem Ngotot-ngotan Sodorkan Cawapres
NasDem, Demokrat dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, bisa bubar hanya karena sosok cawapres itu.
TRIBUNJAKARTA.COM - Perkara cawapres pendamping Anies Baswedan yang tak kunjung ditentukan bisa mejadi bom waktu.
NasDem, Demokrat dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, bisa bubar hanya karena sosok cawapres itu.
Tentu jika tidak ada koalisi, Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 itu tak punya tiket menuju Pilpres 2024.
Soal kemungkinan bubarnya Koalisi Perubahan itu diutarakan Wakil Ketua Partai NasDem, Ahmad Ali.
Ali menanggapi Partai Demokrat yang ngotot mengajukan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Anies.
Ali menginginkan para pengusung Anies mendorong kriteria sosok cawapres yang ideal, tidak langsung menyodorkan nama.
"Kalau kita bicara kriteria kita harus fair dong. Karena kalau kita ngotot ngototan koalisi ini nggak akan jadi. Tapi kita juga tidak bisa kemudian katakan Demokrat yang kemudian mendorong AHY, kita tidak bisa subjektifitas," ujar Ali saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (2/3/2023).
Jika langsung berbicara nama, Ali khawatir tidak terjadi konsensus soal orang nomor dua yang akan diusung pada Pilpres 2024 itu.
Baca juga: Dulu Rajin Semprot Anies, Kini Ketua DPRD DKI Ikut Jadi Panitia Formula E Jakarta 2023
Tanpa kesepakatan, koalisi bisa pecah dan Anies batal nyapres.
"Makanya kalau kemudian kita bicara tentang nama kita bicara subjektifitas. Demokrat ngotot AHY, NasDem ngotot umpamanya Khofifah, PKS ngotot siapa. Nanti ngotot-ngototan nggak ada yang jadi kan," jelas Ali.
Lebih lanjut, Ali menuturkan koalisi perubahan telah memiliki kriteria yang harus dipenuhi terhadap sosok yang layak menjadi Bacawapres Anies Baswedan.
"Jadi nanti kriteria yang disepakat A B C D E F. Mungkin tidak semua, tapi ada substantif hal yang harus terpenuhi begitu kan. Sehingga nanti tidak ada subjektifitasnya, NasDem tidak ngotot si A, Demokrat tidak ngotot si A, PKS tidak ngotot si A," jelasnya.
"Kalau misalkan tidak AHY, apa alasannya? kalau umpamanya tidak AHY alasannya kenapa itu bukan AHY. Kan harus ada alasannya kemudian memberikan rasionalitaskan alasan untuk tidak AHY. Orang dia ketua partai kok. Tapi kalau kita bicara kriteria kita tidak perlu berdebat," sambungnya.
Namun begitu, Ali mengaku pihaknya tak menutup peluang AHY jika nantinya AHY bisa ditunjuk menjadi Bacawapres Anies Baswedan.
"Kita juga tidak bisa menutup peluang AHY untuk menjadi salah satu orang yang mendampingi mas Anies. Tidak bisa serta merta pokoknya yang penting bukan AHY. Tidak boleh begitu dong," tutupnya.
Ada 8 Tantangan, Alumni ITB Minta Prabowo-Gibran Fokus ke Persoalan Ekonomi |
![]() |
---|
Isu Raffi Ahmad Masuk Bursa Menteri Prabowo Tak Dibantah Gerindra, Prabowo Pernah Sebut Sebagai Staf |
![]() |
---|
Eks Dewan Pakar TPN: Parpol Pendukung Ganjar Mahfud Lebih Layak Masuk Pemerintahan Prabowo |
![]() |
---|
Pengamat Sarankan Prabowo Tempatkan Megawati, SBY dan Jokowi di DPA, Bukan Presidential Club |
![]() |
---|
Pengamat Soal Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri ke Prabowo: Tak Semua Perlu Eksplisit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.