Sisi Lain Metropolitan

Setelah Ada yang Naik Bajaj, Kini Warga Ancol Kendarai Motor Gerobak untuk Mudik ke Pemalang

Para calon pemudik ini memberi ruang untuk mereka bisa duduk nyaman selama perjalanan ke Pemalang menggunakan motor gerobak ini.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos Abdul Qodir
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Beberapa warga dari Kampung Muka Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, menggunakan motor gerobak untuk transportasi mudik Lebaran ke kampung halaman mereka di Pemalang, Jawa Tengah, Selasa (18/4/2023) malam. 

Kedua pasangan suami istri ini akan menempuh perjalanan darat 9 jam melewati jalur pantai utara untuk sampai di kampung halaman mereka di Desa Wanarata, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

"Perjalanan sekitar 9 jam, kami berempat dari Ancol akan lewat Kalimalang, tembus ke Bekasi, lewat Indramayu, sampai ke Pemalang. Pokoknya jalur pantura," ucap Nur Kholik saat ditemui TribunJakarta.com, Sabtu malam.

Warga Ancol memilih berangkat mudik menggunakan bajaj ke Pemalang, Jawa Tengah di momen Lebaran 2023.
Warga Ancol memilih berangkat mudik menggunakan bajaj ke Pemalang, Jawa Tengah di momen Lebaran 2023. (Gerald Leonardo Agustino/ TribunJakarta.com)

Perjalanan mudik menggunakan moda transportasi bajaj sudah dijalani Nur Kholik dan Sidik selama bertahun-tahun.

Mereka memilih cara ini untuk mengirit biaya perjalanan pulang kampung.

"Kalau naik bus bisa habis banyak, Rp 170 ribu sampai Rp 200 ribu sekali jalan untuk satu orang. Belum pulang pergi itu," kata Nur Kholik.

"Iya, jadi kami memilih naik bajaj untuk menghemat biaya," sahut Sidik menambahkan.

Di sisi lain, biaya mudik menggunakan bajaj hanya di kisaran Rp 250 ribu sekali jalan.

Uang itu dipergunakan untuk membeli 10 liter Pertalite yang dibutuhkan dalam sekali perjalanan.

Baca juga: Cegah Kebakaran saat Rumah Ditinggal Mudik Lebaran, Simak Tips dan Triknya dari Damkar DKI

Sidik menambahkan, selain untuk menghemat biaya, mudik menggunakan bajaj terkesan lebih santai.

Moda transportasi roda tiga yang dilengkapi atap di atasnya itu juga cukup nyaman menghalau hujan dan panas yang menerpa.

Belum lagi dari segi fleksibilitas. Menurut Sidik, mudik menggunakan bajaj lebih fleksibel karena bebas berhenti sewaktu-waktu untuk beristirahat.

"Kemudian alasan terakhir itu mudik naik bajaj bisa dipakai jalan-jalan di kampung, jadi enak lah mudik pakai bajaj," tutupnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved