Cara Menyaksikan Gerhana Bulan Penumbra pada 5 Mei 2023, Amankah Melihatnya dengan Mata Telanjang?

Mau menyaksikan gerhana bulan penumbra pada 5 Mei 2023 nanti? Simak tips melihat gerhana bulan, amankah jika melihat dengan mata telanjang?

Editor: Muji Lestari
Grafis Tribun Jakarta / National Geographic
Ilustrasi gerhana. Simak cara menyaksikan gerhana bulan penumbra yang akan terjadi pada 5 Mei 2023 

TRIBUNJAKARTA.COM - Bagaimana cara melihat gerhana bulan penumbra yang akan terjadi pada Jumat mendatang? Amankah jika dilihat dengan mata telanjang?

Koordinator Bidang Tanda Waktu BMKG, Himawan Widiyanto mengungkapkan, wilayah Indonesia akan mengalami gerhana bulan penumbra atau GBP pada Jumat, 5 Mei 2023 malam hingga Sabtu, 6 Mei 2023 dini hari.

“GBP akan terjadi dari tanggal 5 Mei 2023 jam 22.12 WIB dan berakhir tanggal 6 Mei 2023 jam 02.33 WIB,” ungkapnya.

Ia mengatakan, puncak gerhana bulan penumbra akan berlangsung pada pukul 00.22 WIB, Sabtu (6/5/2023).

Bagi yang ingin menyaksikan gerhana, tentu muncul pertanyaan amankah mengamati Gerhana Bulan Total dengan mata telanjang?

Atau diperlukan alat khusus untuk dapat mengamatinya?

Cara Menyaksikan Gerhana Bulan yang Benar

Baca juga: Apa Itu Gerhana Bulan Penumbra? Bakal Terjadi di Indonesia pada Awal Mei 2023

Menggunakan Mata telanjang

Gerhana bulan total dapat disaksikan menggunakan mata telanjang dan tanpa perlu memakai kaca mata khusus.

Pada dasarnya fenomena gerhana bulan total memang sama seperti purnama biasa.

Hanya saja karena posisi bulan sejajar dengan bumi dan matahari, cahaya bulan jadi terhalang bayangan.

Teropong/teleskop binokuler

Cara menyaksikan gerhana agar lebih jelas bisa dengan menggunaka teropong binokular atau teleskop.

Diketahui, Teropong binokular ini adalah teropong yang biasa pakai untuk berbagai kegiatan.

Memakai teleskop juga bisa digunakan untuk melihat gerhana agar tampak lebih jelas.

Lalu, apa itu gerhana bulan penumbra?

Gerhana Bulan Penumbra

Himawan menjelaskan, gerhana bulan penumbra adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi ke bulan.

Baca Selanjutnya: Tips memotret gerhana bulan total pakai hp manfaatkan fitur zoom bila perlu

“Sehingga tidak semua cahaya sampai ke bulan,” ujarnya.

Gerhana ini terjadi saat posisi bulan, bumi, dan matahari tidak persis sejajar.

“Hal ini membuat bulan hanya masuk ke bayangan penumbra bumi,” ungkapnya.

Baca juga: Warga Muara Angke Antisipasi Banjir Rob Saat Gerhana Bulan Total, Barang Berharga Dipindahkan

Sedangkan penumbra sendiri merupakan bayangan berbentuk kerucut yang terjadi akibat cahaya matahari terhalangi oleh Bumi.

“Bayangan tersebut terjadi di sekitar umbra (bayangan inti) yang terbentuk pada saat gerhana,” jelas Himawan.

Ia mengatakan, peristiwa ini adalah salah satu dari akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan.

“GBP hanya terjadi saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya,” katanya.

Akibat dari gerhana ini, bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama pada biasanya.

Menurut Himawah, gerhana bulan penumbra yang terjadi pada 5-6 Mei 2023 dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia.

“Masyarakat bisa melihat langsung dengan mata tanpa bantuan alat seperti teleskop,” ujarnya.

Ilustrasi Gerhana Bulan.
Ilustrasi Gerhana Bulan. (Daily Express)

Kapan terjadi lagi?

Himawan mengungkapkan, gerhana bulan penumbra akan kembali terjadi pada 24-25 Maret 2024, namun tidak semua wilayah Indonesia dapat mengamatinya.

“Wilayah Indonesia yang dapat mengamati hanya di wilayah Indonesia bagian timur antara Maluku bagian timur, Papua Barat, dan Papua,” ucapnya.

Sedangkan untuk gerhana bulan penumbra yang sama persis dan bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia seperti pada tanggal 5-6 Mei 2023, baru bisa diamati kembali sekitar 7 Mei 2041.

“Itu sesuai dengan siklus Saros, siklus gerhana bulan atau matahari,” tandasnya.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved