Ketua Fraksi PKS DPR RI: Sistem Pendidikan Berkarakter Relijius dan Berkemajuan
Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini menuliskan pendapatnya mengenai sistem pendidikan bertepatan dengan Hardiknas pada hari ini.
Watak kedua dari tujuan pendidikan nasional kita adalah pada usahanya menggariskan kemajuan peradaban bangsa. Caranya dengan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga lahir sumber daya manusia Indonesia yang sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam aspek ini kita menghadapi permasalahan serius. Berdasarkan data yang dirilis sejumlah lembaga Indonesia masih jauh tertinggal. Tingkat daya saing SDM Indonesia berdasarkan data Instirute for Management Development World Competitiveness Yearbook tahun 2022 berada pada peringkat 44 dari 64 negara. Sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berdasarkan data World Bank tahun 2022 berada pada posisi 130 dari 199 negara.
IPM Indonesia di Kawasan Asia Tenggara masih berada di bawah Singapura, Brunai Darussalam, Malaysia, dan Thailand.
Selain itu, Skor PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Capaian skor PISA Indonesia untuk keterampilan matematika, sains, dan membaca masih berada di bawah 400 pada tahun 2018 dan diperkirakan tidak jauh beranjak dalam tiga tahun ini. Bahkan berada dibawah rata-rata negara ASEAN.
Baca juga: UPNVJ Gelar Upacara Peringatan Hardiknas 2023, Momen Tumbuhkan Rasa Patriotisme Insan Pendidikan
Demikian halnya dengan kemampuan riset dan inovasi yang dihasilkan dunia pendidikan tinggi kita juga masih kalah dibandingkan negara-negara lain termasuk di kawasan Asia Tenggara. Padahal kemampuan riset (iptek) ini yang memberi nilai tambah bagi pencapaian kemajuan di berbagai bidang terutama ekonomi.
Apalagi, kita telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 yang bertumpu pada cyber-physical system yang telah mengubah peri kehidupan masyarakat. Dalam revolusi ini kita dikenalkan istilah-istilah baru: artificial intelligence, internet of things, 3D printing, robot, dan mesin-mesin cerdas yang secara besar-besaran menggantikan tenaga kerja manusia.
Kecepatan dan ketepatan menjadi kunci dalam menghadapi gelombang perubahan tersebut, juga kemampuan dalam beradaptasi dan bertindak gesit. Perkembangan dunia lebih cepat dari kemampuan manusia beradaptasi. Spirit ini yang harus ditangkap dan diaplikasikan dengan baik oleh dunia pendidikan. Dan, lagi-lagi negara harus memfasilitasinya.
Bagaimana tenaga pendidikan, kemampuan pengajarannya, sarana pendukungnya, terus dikembangkan secara kreatif dan inovatif. Wawasan tenaga kependidikan juga harus ditingkatkan melalui pembelajaran, pelatihan, dan benchmarking kepada negara/lembaga pendidikan maju.
Fokus SDM Pendidikan
Salah satu komponen penting keberhasilan sistem pendidikan adalah SDM kependidikan. Sayangnya kita juga masih menghadapi masalah serius terkait SDM pendidik ini. Mulai dari isu kesejahteraan, kompetensi, profesionalitas hingga soal tata kelola atau manajemen (birokratisasi) tenaga kependidikan yang dilakukan baik oleh kementerian maupun instansi pendidikan.
Belajar dari negara-negara maju, kualitas SDM pendidik mempengaruhi proses dan hasil pendidikan itu sendiri. Hal ini, bukan saja terkait kesejahteraan (gaji atau penghasilan), tapi menyangkut penghargaan profesi, peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta tersedianya ruang aktualisasi diri di lembaga-lembaga pendidikan yang memunculkan inovasi dan kreativitas.
Kita semua berharap masa depan pendidikan Indonesia lebih maju lagi dan mampu melahirkan generasi unggul, kreatif, inovatif, mandiri, dan berkarakter kuat dalam iman, takwa, dan akhlak mulia. Dibutuhkan kerja keras dan kerja cerdas dari seluruh komponen bangsa dimana pemerintah harus mengambil tanggung jawab penuh dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana amanat konstitusi.
Dr. H. Jazuli Juwaini, MA
Ketua Fraksi PKS DPR RI
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.