Apa Itu Suanggi? Makhluk yang Buat Delegasi KTT ASEAN Ogah Nginap di Labuan Bajo

Benarkah Suanggi yang membuat sejumlah delegasi KTT ASEAN 2023 tak mau menginap di Labuan Bajo, NTT? Pihak istana beri penjelasan.

|
Editor: Muji Lestari
Istimewa/Kolase TribunJakarta.com
Ilustrasi Suanggi. Konon suanggi kerap berubah menjadi cicak agar mudah masuk ke rumah korbannya. 

Dalam melakukan aksinya, suanggi biasanya membunuh kroban secara berkelompok.

Melansir buku Hantu yang dituli oleh urbanlejen, ada 2 cara yang umum dilakukan suanggi untuk menghabisi nyawa korbannya.

Baca juga: Berbagi Pengalaman Horor Lewat Workshop Fotografi Hantu, Berani Ikut?

Yang pertama adalah secara tidak langsung, dengan melakukan doti-doti semacam santet yang dikirim kepada korban.

Sebelum mengirimkan santet, suanggi akan membaca arah angin terlebih dahulu agar doti-doti sampai ke korban yang tepat.

Setelah itu, suanggi akan memasukkan benda santet seperti dedaunan atau kayu ke tubuh korban dengan cara gaib. Tubuh korban yang terkena santet akan dipenuhi benda-benda asing tersebut sehingga rusak dan meninggal.

Cara kedua metode langsung, suanggi akan mengintai korban terlebih dahulu. Saat situasi aman, suanggi melempar korban dengan batu kecil atau tanah yang sudah diberi mantra.

Ilustrasi kesurupan/hantu.
Ilustrasi kesurupan/hantu. (Pixabay)

Ketika mantra itu sampai ke korban, korban langsung tidak sadarkan diri. Lalu suanggi akan menyiksa korbannya dengan cara memukul, menendang, hingga membantingnya berkali-kali. Aksi itu dilancarkan suanggi setelah melucuti pakaian korban.

Dengan begitu, tidak akan ada bukti kekerasan yang ditemukan di baju korban.

Kengerian masih berlanjut. Setelah membunuhnya, suanggi lantas menjilat luka-luka yang ada di tubuh korban tersebut.

Berkat ilmu hitam yang dimilikinya, luka-luka itu tertutup sendiri sehingga tidak ada memar ataupun luka yang tampak dari luar.

Lantas, benarkah delegasi KTT ASEAN tak mau menginap di NTT karena suanggi?

Alasan Delegasi KTT ASEAN Menginap di Bali

Penelusuran TribunJakarta.com, pihak Istana menjelaskan memang ada delegasi KTT ASEAN yang memilih untuk bermalam di Bali daripada di tempat penyelenggaraan acara.

Hal ini bukan terpaksa atau karena isu kamar hotel/penginapan telah penuh, tetapi atas pilihan sendiri.

"Pertama, delegasi negara tersebut yang memang memilih menginapnya di Bali. Tentunya kita hormati. Jadi bukan karena terpaksa," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada wartawan, Senin (8/5/2023).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved