''Enak Banget, Gaji Ratusan Juta'' DPRD Minta Manajemen Ancol Disanksi Setelah Terungkap Bobroknya

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak meminta agar manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol diberikan punishment atau sanksi.

Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak. Ia meminta BP BUMD memberikan sanksi kepada manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol karena dianggap tak becus dalam bekerja. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak meminta agar manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol diberikan punishment atau sanksi.

Hal itu setelah terbongkar kebobrokan manajemen Ancol dalam rapat kerja dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Rabu (21/6/2023).

"Harus ada punishment. Kami aja ada punishment kok, ya dari partai, dari masyarakat," kata Gilbert.

Apalagi, kata Gilbert, jajaran manajemen Ancol mendapatkan gaji yang cukup besar sehingga perlu diberikan sanksi jika memang kerja mereka tidak sesuai standar.

"Masa ada pihak yang begini kok ga dipunishment, kok enak banget, gaji ratusan juta," ujar Gilbert.

Politikus PDIP itu menilai memang perlu ada tindakan tegas dari Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BPBUMD) untuk membuat Ancol kembali ke jalur yang seharusnya.

Pasalnya, selama ini Gilbert menilai manajemen Ancol selalu tertutup termasuk dalam kisruh yang terjadi di internal mereka.

Baca juga: Dirut Akui Ada 4 Proyek Mangkrak di Ancol Mulai Hotel Mewah hingga Sea World, DPRD Kecewa Berat

"Tanpa itu semua, Ancol ini ga bakal sembuh penyakitnya, bisa bangkrut ini Bank DKI (terus berikan pinjaman ke Ancol)," kata Gilbert.

Namun demikian, Gilbert tidak menjelaskan secara rinci hukuman apa yang layak diberikan kepada jajaran direksi Ancol.

Selain pemberian hukuman, Gilbert juga menyarankan rekomendasi lain yakni terminasi atau penghentian kerjasama dengan PT PBCS selaku pihak yang menjadi dalang mangkraknya pembangunan mall Ancol Beach City (ABC).

Kemudian, Gilbert juga merekomendasikan Ancol untuk membuka tender bagi perusahaan secara terbuka untuk pembangunan infrastruktur ke depan.

Suasana rapat kerja Komisi B DPR DKI Jakarta dengan manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol, Rabu (21/6/2023). Dalam rapat, para anggota dewan mengusulkan dibentuknya pansus untuk mengatasi permasalahan di internal Ancol.
Suasana rapat kerja Komisi B DPR DKI Jakarta dengan manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol, Rabu (21/6/2023). Dalam rapat, para anggota dewan mengusulkan dibentuknya pansus untuk mengatasi permasalahan di internal Ancol. (Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com)

"Open tender untuk mendapatkan perusahaan yang baik, kalau tidak berubah ya Ancol akan begini terus," bebernya.

Sementara itu, kritikan tak kalah keras datang dari Hasbiallah Ilyas.

Politikus PKB itu menyoroti penyewaan lahan di Ancol yang menurutnya tak ada transparansi dari pihak manajemen.

Dia menduga selama ini ada bancakan dana antara pihak Ancol dan Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) sehingga permasalahan di sana selama ini tak pernah terendus ke permukaan.

"Dan saya agak ingin cermati ini pak soal perjanjian pemanfaatan lahan di Ancol.

Ancol ini ada beberapa kawan kita yang memang menyewa lahan di Ancol.

Kerjasama Ancol ini saya ingin tanyakan itu berapa hitung-hitungannya per meter.

Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol,Winarto (kemeja batik) dalam rapat kerja di Komisi B DPRD DKI Jakarta.
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol,Winarto (kemeja batik) dalam rapat kerja di Komisi B DPRD DKI Jakarta. (Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com)

Karena (lahan dan proyek) Ancol ini kelihatan jadi bahan bancakan antara Ancol dengan BP BUMD," papar Hasbiallah.

Hasbiallah pun menyoroti kinerja dari BP BUMD.

"Mungkin kesalahan fatalnya di BP BUMD sebenernya. BPBUMD ITU membiarkan kejadian semua yang ada di Ancol," kata dia.

"Ancol ini pak kalau dihitung dengan lahan sekian banyak yang Ancol miliki itu paling kaya.

Ancol itu tempat usaha yang strategis tapi kemajuan ancol sampai hari ini yang ada membebani Bank DKI," lanjutnya.

Diketahui, dalam rapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol (PJA), Winarto buka-bukaan soal empat proyek mangkrak yang kini menjadi sorotan.

Beberapa proyek yang mangkrak diantaranya pembangunan apartemen, hotel, pengelolaan Sea World hingga mall ABC.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved