Pembunuhan Tukang Sate di Bekasi
Sebelum Tewas Ayah Prada DR Kalut Sang Putra Kerap Minta Duit, Padahal Usaha Satenya Sepi Pembeli
Sebelum dibunuh Prada DR, Widodo sempat dibuat pusing lantaran permintaan sang putra.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Malangnya ayah oknum Prajurit TNI, Prada DR alias Dimas Rismawan bernama Widodo Cahya Putra (43) dibikin susah sang putra sampai akhir hayatnya.
Sebelum dibunuh Prada DR, Widodo sempat dibuat kalut lantaran permintaan sang putra.
Saking pusing dan kebingungannya, Widodo sampai bercerita kepada tetangganya, Riko sepekan sebelum nyawanya melayang di tangan Prada DR.
Widodo tewas mengenaskan di warung sate miliknya di Jalan Raya Pejuang, Blok C, Medan Satria, Kota Bekasi tepat Hari Raya Idul Adha, Kamis (29/6/2023).
Penyebabnya karena Prada DR kesal permintaannya tak dikabulkan yakni uang Rp 8 juta.
Hal itu dikatakan oleh Kapolsek Medan Satria Kompol Nur Aqsha Ferdianto ihwal motif pelaku menusuk ayahnya hingga tewas.
"Motif ataupun modus operandi yang melatarbelakangi pelaku yaitu pelaku meminta uang kepada korban," ujar Nur Aqsha di Polsek Medan Satria, Bekasi, Jumat (30/6/2023).
Soal uang Rp 8 juta itu, Widodo rupanya sudah kebingungan dibuat Prada DR.
Prada DR memang minta kepada Widodo uang sebesar Rp 8 juta yang akan ia ambil pada 26 Juni 2023.
Baca juga: Sebelum Tewas Dibunuh Anaknya, Pedagang Sate Sempat Curhat ke Tetangga Soal Kondisi Keuangan
Widodo kebingungan lantaran tak memiliki uang sebesar itu. Apalagi usaha sate miliknya sedang sepi pembeli.
"Seminggu sebelum kejadian ayahnya udah ngomong nanti tanggal 26 (Juni), Dimas (Prada DR) ke sini (rumah TKP) minta uang," kata Riko kepada TribunJakarta.
Riko dicurhati Widodo yang saat itu kalut menuruti permintaan Prada DR.
"Ayahnya selalu cerita (lagi) pusing Dimas (Prada DR) minta duit lagi, keadaan jualan lagi sepi," sambung Riko ungkap curhatan Widodo seminggu sebelum tewas.
Usaha sate dijalankan korban berdua dengan istri, mereka tidak memiliki karyawan yang membantu operasional.

Usaha sate itu lanjut Riko, memang sempat ramai pembeli. Tetapi, belakang ini penjualan agak menurun.
"Satenya emang rame, tapi sekarang-sekarang lagi sepi, dia enggak punya anak buah cuma berdua sama istrinya," terangnya.
Pelaku emosional
DR tega menghabisi nyawa sang ayah berkali-kali menggunakan sangkur.
Pemuda berusia 22 tahun yang pernah terlihat pelanggaran berat atau desersi di institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) tersebut murka karena sang ayah tak memberikannya uang.
Uang itu akan digunakannya untuk keperluan sehari-hari.
Riko menilai sosok DR memang dikenal tertutup dan emosional sehari-hari di lingkungan rumahnya.
"Emosional, mungkin karena pendiam itu kayanya, anaknya tempramental, asal diganggu sama orang langsung dihajar," ucapnya di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Raya Pejuang, Blok C, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.
Sikap tempramentalnya itu sempat menimbulkan konflik, Riko pernah mendengar Prada DR ngamuk melampiaskan amarahnya.
Baca juga: Terkuak Sosok Keseharian Prada DR, Prajurit TNI yang Bunuh Ayahnya di Warung Sate Bekasi
"Pernah sekali, lebaran kapan, entah kesalahan dari siapa Dimas itu ngamuk, ngehajar bangku sampe patah," ucapnya.
Ada pun kasus pembunuhan terjadi di rumah sekaligus Warung Sate Solo Mas Wid di Jalan Raya Pejuang, Blok C, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi pada Kamis (29/6/2023).
"Telah terjadi tindak pidana dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain pembunuhan yang telah terjadi pada hari Kamis tanggal 29 Juni 2023 sekira 6:00 pagi," kata Kapolsek Medan Satria Kompol Aqsha.
Pada saat kejadian, korban sedang tidur di dalam kamar. Terdapat istri dan anak perempuannya di dalam rumah tersebut.

Pelaku lalu masuk ke dalam kamar, menikam korban menggunakan pisau sangkur hingga mengenai bagian dada, punggung, lengan, kepala belakang, leher belakang.
"Terdapat saksi yaitu istri dan anak perempuan korban, kemudian datang pelaku untuk langsung segera melakukan penusukan terhadap korban," ungkap Aqsha.
Pelaku berinisial DR merupakan prajurit TNI yang sudah dipecat, dia memiliki catatan buruk selama berdinas diantaranya kerap mangkir tanpa izin atasan atau disersi.
"Menjadi pelaku adalah saudara DR alias Wawan usia 22 tahun. Barang bukti yang ditemukan di TKP yang pertama yaitu satu bilah senjata tajam jenis sangkur," kata Aqsha.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.