Sadar Pendidikan Dasar Masyarakat Masih Rendah, Kemendikbud Soroti Soal Biaya
Kemendikbudristek menyadari bahwa kemampuan masyarakat menyelesaikan pendidikan dasar masih rendah, salah satu faktornya disebabkan oleh maslaah biaya
TRIBUNJAKARTA.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Kemendikbudristek mengungkapkan masih banyak masyarakat di Indonesia yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasar.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, satu di antaranya masalah biaya.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti mengatakan alasan terbesar masyarakat tidak menyelesaikan pendidikan dasar karena keterbatasan biaya untuk bersekolah.
"Meskipun pemerintah sudah memberikan banyak subsidi beasiswa," kata Suharti dalam konferensi pers di Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC), Bali, Selasa (4/7/2023).
Baca juga: Jawab Sebaran Guru yang Belum Merata, Kemendikbud Sebut Program Merdeka Belajar Bisa Jadi Solusi
Ia mengatakan pemerintah telah memberikan beasiswa kepada 20 juta siswa untuk pendidikan dasar mulai dari SD sampai SMA.
Selain itu, lebih dari 1 juta orang telah menerima beasiswa untuk tingkat universitas.
Namun menurutnya bantuan beasiswa ini masih belum cukup untuk memberikan akses pendidikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Maka dari itu, Kemendikbud juga menyelenggarakan program kesetaraan seperti pendidikan nonformal dari Paket A setara dengan SD, paket B setara dengan SMP dan paket C setara dengan SMA.
Bukan cuma program kesetaraan, Kemendikbud juga memiliki lembaga pelatihan keterampilan yang bekerjasama dengan dunia industri untuk meningkatkan keterampilan bagu mereka yang putus sekolah dan yang ingin mencari pekerjaan di sektor formal.
Kemendikbudristek juga memberikan program pelatihan khusus kewirausahaan. Pihaknya bahkan memberikan permodalan senilai Rp 6 -7 juta sebagai modal awal mereka memulai bisnis.
"Bahkan bisa sampai Rp 15 juta untuk setiap peserta. Ditargetkan khusus untuk anak sekolah, selain itu ini tanggung jawab kementerian lain seperti kemnaker, kementan, dan ibu Denni yang bertanggung jawab atas bantuan sekolah tersebut," papar Suharti.
"Kita perlu memberikan dukungan kepada mereka, dalam rangka memastikan bahwa produktivitas mereka dapat bertahan atau bahkan ditingkatkan. Hal itu juga berpengaruh pada peningkatan penghasilan mereka," tambahnya.

Dengan adanya program ini, Suharti berharap dapat menumbuhkan kesadaran akan pendidikan serta meningkatkan produktifitas masyrakat.
Mengenal SMA Negeri Unggulan MH Thamrin, Terpilih Sebagai Sekolah Garuda Transformasi dari Jakarta |
![]() |
---|
FSGI Minta Kemendikdasmen Bela Vokalis Sukatani yang Dipecat Sebagai Guru |
![]() |
---|
Perjuangan Guru Honorer Demi Diangkat P3K, Sambangi Kementerian hingga KPU |
![]() |
---|
5 Kasus Murid Jatuh Sepanjang 2023, Kemendikbudristek dan Disdik Didesak Evaluasi Keamanan Sekolah |
![]() |
---|
Bicara Investasi Pembelajaran Sepanjang Hidup, Sri Mulyani: Kunci Keberhasilan dan Kemakmuran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.