5 Kasus Murid Jatuh Sepanjang 2023, Kemendikbudristek dan Disdik Didesak Evaluasi Keamanan Sekolah
Heru menuturkan Kemendikbudristek dan Dinas Pendidikan memperhatikan konstruksi bangunan gedung sekolah guna mencegah kasus peserta didik jatuh
Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendesak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengevaluasi sistem keamanan sekolah.
Langkah ini menyusul rentetan kasus murid yang jatuh dari gedung sekolah di sejumlah wilayah, bahkan mengakibatkan korban terluka hingga meninggal dunia.
Berdasar catatan FSGI saja, sejak bulan Januari hingga awal Oktober 2023 tercatat ada lima kasus dengan enam korban peserta didik yang jatuh dari gedung sekolah mereka.
Dari total kasus tersebut empat peserta didik meninggal dunia dan dua orang lainnya selamat meski sempat harus dirawat, hal ini menjadi catatan serius terhadap sistem keamanan sekolah.
"Menunjukkan bahwa ada kelemahan pengawasan, terutama saat jam istirahat dan gedung sekolah belum aman," kata Sekjen FSGI, Heru Purnomo di Jakarta Timur, Sabtu (14/10/2023).
Dalam hal ini Kemendikbudristek dan Dinas Pendidikan di masing-masing daerah perlu mengevaluasi sistem keamanan sekolah, baik secara fisiknya bangunan maupun pengawasan.
Pasalnya berkaca dari kasus-kasus sebelumnya, kejadian peserta didik terjatuh terjadi saat jam rawan yang minim pengawasan seperti waktu istirahat dan pulang sekolah.
"Karena hampir semua kasus terjadi pada jam-jam tersebut, artinya ada jam-jam rawan yang perlu diwaspadai pihak sekolah," ujarnya.

Heru menuturkan Kemendikbudristek dan Dinas Pendidikan memperhatikan konstruksi bangunan gedung sekolah guna mencegah kasus peserta didik jatuh, serta insiden lain terjadi.
Bila tidak ada pengawasan, serta jaminan bahwa seluruh sarana dan prasarana di sekolah sudah aman maka pemerintah sudah lalai dalam menjaga keselamatan peserta didik.
"Kalau pihak pemerintah belum memastikan dan tidak mengawasi secara benar maka kelalaian berada di pemerintah," tuturnya.
FSGI mencontohkan kasus jatuhnya siswa dari jendela lantai atas gedung sekolah, hal ini dapat dicegah dengan memasang teralia besi sehingga tidak terjadi kecelakaan.
Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti mengatakan pihaknya juga mendorong penempatan CCTV di lingkungan sekolah untuk membantu para guru agar dapat mengawasi anak didik.
FSGI meminta agar monitor untuk pengawasan CCTV juga tidak hanya ditempatkan di ruang kepala sekolah karena akan membuat para guru tidak nyaman untuk masuk ke ruang pimpinan.
FSGI Dukung MK Perintahkan Pemerintah Gratiskan SD-SMP Swasta |
![]() |
---|
FSGI Minta Kemendikdasmen Bela Vokalis Sukatani yang Dipecat Sebagai Guru |
![]() |
---|
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Sukatani Sebagai Guru, Dianggap Terlalu Sewenang-wenang |
![]() |
---|
Perjuangan Guru Honorer Demi Diangkat P3K, Sambangi Kementerian hingga KPU |
![]() |
---|
Respons Putusan MK, Serikat Guru Minta KPU Buat Aturan Teknis Kampanye di Fasilitas Pendidikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.