Miris! Penampakan Musala di Rusun Rorotan di Tengah Sarang Ular, Plafon Nyaris Roboh

Namun, karena dana swadaya warga tak seberapa, musala pun dibangun apa adanya dengan bambu dan baja ringan.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos Abdul Qodir
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Kondisi memperihatinkan Musala Ar-Rahman di rawa-rawa area Rusun Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (12/7/2023).  

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Musala Ar-Rahman yang berada di area Rumah Susun (Rusun) Rorotan, RW 014 Kelurahan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara kondisinya memprihatinkan.

Musala tersebut berada di tengah rawa-rawa yang menjadi tempat banyak binatang liar bersarang.

Dari pantauan TribunJakarta.com di lokasi, musala ini memiliki pondasi utama berbahan dasar bambu.

Atapnya dibangun menggunakan baja ringan yang kemudian ditutupi dengan asbes.

Ruang salat utama musala ini terlihat cukup sempit dan hanya bisa diisi puluhan orang.

Mirisnya, ruang salat utama ini membahayakan dengan kondisi plafon yang retak dan nyaris roboh.

Baca juga: Heru Budi Pastikan Warga yang Kena Gusur Proyek Sodetan Ciliwung Sudah Direlokasi ke Rusunawa

Pengurus RW 014 Rorotan sekaligus penghuni rusun, Chandra Putra Jaya mengatakan, Musala Ar-Rahman dulunya merupakan bekas tempat tinggal sementara para pekerja yang melakukan pembangunan Rusun Rorotan.

Setelah Rusun Rorotan selesai dibangun, para pekerja mulai angkat kaki dan penghuni rusun mulai membutuhkan tempat untuk beribadah.

"Setelah warga mengisi di tahun 2019, kami kan butuh tempat melakukan salat, jadi kami warga swadaya sendiri untuk membangun musala ini diperlebar," kata Chandra kepada TribunJakarta.com di lokasi, Rabu (12/7/2023).

"Ini dulu tempat tidur kuli yang kemudian dari swadaya warga dijadikan musala," sambungnya.

Baca juga: Satu Keluarga di Bekasi Hilang sejak Mei, Kejanggalan-kejanggalan Ini Diungkap Ketua RT

Musala Ar-Rahman akhirnya dibangun dari dana patungan warga penghuni rusun dan sudah bisa digunakan sejak 2019.

Namun, karena dana swadaya warga tak seberapa, musala pun dibangun apa adanya dengan bambu dan baja ringan.

Menurut Chandra, kondisi musala seperti ini masih jauh dari kata layak.

Apalagi, lokasinya berada di tengah rawa-rawa yang menjadi sarang binatang seperti ular dan biawak.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved