Kenapa Anak Batita Tidak Mau Makan? Begini Cara Pencegahannya, Bukan Dipaksa Sambil Bermain!

Pahami penyebab anak batita tidak mau makan, dokter ungkap cara pencegahannya, bukan dipaksa sambil bermain!

mindbodygreen.com
Ilustrasi Anak 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anak di bawah usia tiga tahun (batita) kerap mengalami masalah susah makan.

Meskipun cukup umum, namun hal ini pasti membuat orangtua merasa resah dan kebingungan.

Sebab, makanan yang dikonsumsi merupakan sumber nutrisi bagi tumbuh kembang si kecil.

Lalu bagaimana jika si kecil tidak mau makan atau cenderung menutup mulutnya ketika waktunya makan?

Anak yang susah makan atau cenderung menutup mulutnya ketika disuguhkan makanan dikenal juga dengan istilah Gerakan Tutup Mulut (GTM).

GTM cukup sering terjadi pada anak-anak di bawah usia tiga tahun. 

Terdapat beberapa penyebab mengapa anak mengalami GTM.

Misalnya ketika anak merasa bosan dengan makanan yang disajikan, anak sedang mengalami sakit, merasa tidak lapar, atau juga bisa terjadi karena adanya trauma, baik pada makanan tertentu maupun proses makan itu sendiri.

Jika hal ini terjadi, biasanya orangtua akan memaksa anak untuk makan apapun dengan cara bagaimanapun supaya ada asupan yang masuk ke dalam tubuh mereka.

Misalnya, membiarkan mereka mengkonsumsi roti isi cokelat atau biskuit favoritnya saja sebagai pengganti nutrisi, memberikan susu terus menerus agar anak merasa kenyang, atau justru memaksa anak makan sambil bermain atau jalan-jalan keliling komplek rumah.

Padahal hal ini bukan solusi yang sepenuhnya tepat menurut dokter.

Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebuah penelitian multisenter IDAI mengatakan bahwa  penyebab tersering GTM pada anak adalah inappropiate feeding practice, perilaku makan yang tak benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia.

Hal ini seringkali terjadi ketika anak sedang melewati fase menyapihan atau bahkan ketika pemberian makanan pendamping asi.

Padahal untuk menghindari GTM, pemberian makan pada anak harus dilakukan secara benar dengan memperhatikan beberapa hal.

Mulai dari aspek waktu, kuantitas dan kualitas makanan, kebersihan penyiapan, juga penyajian makanan yang harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak, maksudnya mencangkup tekstur makanan juga perbandingan makanan padat dan cair yang diberikan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved