Kisah Kepala Dinas DKI Pergi-pulang Kantor Naik KRL: Tak Kapok Meski Nyaris Kecopetan & Sepatu Copot

Ia pun mengaku sempat merasakan saat-saat suram perkeretaapian di Jabodetabek dimana banyak penumpang siluman yang naik kereta tanpa bayar tiket.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Acos Abdul Qodir
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Jumat (25/8/20323).  

Kemudian, Elly turun di Stasiun Mangga Besar dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Kantor Dinas KPKP yang hanya berjarak kurang dari dua kilometer.

Suasana KRL Commuterline rute Bogor-Jakarta, Rabu (9/3/2022). Tak terlihat adanya marka pembatas yang sebelumnya terpasang di kursi penumpang.
Suasana KRL Commuterline rute Bogor-Jakarta, Rabu (9/3/2022). Tak terlihat adanya marka pembatas yang sebelumnya terpasang di kursi penumpang. (TribunJakarta.com/Pebby Adhe Liana)

Kendaraan operasional jenis Toyota Corolla Altis yang diberikan Pemprov DKI itu pun baru digunakan untuk menunjang kerjanya sebagai Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta.

“Karena sehari kan biasanya ada beberapa kegiatan di luar kantor. Jadi kalau naik kendaraan umum sudah enggak praktis,” tuturnya.

“Jadi, untuk keseharian setelah sudah di Jakarta untuk bekerja baru saya pakai mobil operasional,” sambungnya.

Alasan Pilih Angkutan Umum Ketimbang Kendaraan Pribadi

Meski sudah mendapat fasilitas kendaraan operasional mewah dari Pemprov DKI, Elly nyatanya memilih setia naik kereta dari rumah menuju kantornya.

Elly bilang, dirinya lebih memilih tetap naik angkutan umum dengan mempertimbangkan ongkos dan waktu tempuh.

“Saya ongkos sehari cuma Rp10 ribu saja. Berangkat Rp5 ribu dan pulang Rp5 ribu juga. Murah banget kan,” ucapnya.

Sedangkan, bila dirinya naik mobil menuju tempat kerja maka ongkosnya bakal membengkak lantaran ada sejumlah ruas tol yang harus dilaluinya.

Waktu tempat yang dihabiskannya di jalan saat menggunakan mobil pun bisa mencapai 3 jam perjalanan.

“Paling cepat dua jam baru sampai, berarti saya harus berangkat jam berapa itu? Kalau naik kereta kan sata jam 06.00 WIB jalan masih belum telat. Perjalanan paling satu jam saja,” ujarnya.

Nyaris Kecopetan hingga Sepatu Lepas saat Kejar Kereta

Selama puluhan tahun menggunakan transportasi umum, banyak suka duka hingga cerita lucu yang dialami oleh Elly.

Pejabat eselon II di lingkungan Pemprov DKI ini pun mengaku pernah hampir kecopetan saat naik kereta.

Kejadian ini terjadi saat dirinya tengah melanjutkan pendidikan pascasarja di Universitas Indonesia (UI).

Saat tengah berdesak-desakan di kereta, ia pun mengaku tak sadar tas ransel yang digunakannya itu dirobek orang tak bertanggung jawab.

Beruntung, saat itu tak ada barang-barang berharga miliknya yang berhasil diambil sang pencuri.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved