Diduga Jadi Markas Penipuan Online, Rumah Dino Patti Djalal di Kemang Dihuni 30 Orang

Dino Patti Djalal menyebut rumahnya di kawasan Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan dihuni 30 orang.

Annas Furqon Hakim/TribunJakarta.com
Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi saat diwawancarai soal rumah Dino Patti Djalal yang diduga dijadikan sebagai markas sindikat penipuan online, Selasa (29/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, MAMPANG PRAPATAN - Dino Patti Djalal menyebut rumahnya di kawasan Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan dihuni 30 orang.

Dino curiga rumahnya dijadikan sebagai markas sindikat penipuan online.

"Itu jelas orang jahat, nggak ada penjelasan lain, karena nggak wajar 30 orang tinggal dalam satu rumah, ada 30 kasur," ujar Dino saat dihubungi, Kamis (31/8/2023).

Dino mengatakan, hampir di setiap sudut rumahnya dipasangi busa peredam suara dan tidak ada satu pun furnitur di dalamnya.

"Waktu dia kabur rumah bener-bener dalam keadaan rusak. Jadi ini jelas orang jahat, komplotan jahat, yang jelas kejahatan siber menurut saya kalau melihat bukti bukti di rumah," kata dia.

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri itu pun yakin rumahnya dijadikan tempat operasi kejahatan siber dari luar negeri.

"Saya 90 persen yakin kalau ini adalah komplotan siber dari luar negeri. Mereka pasang peredam suara di seluruh rumah, kita lihat banyak kabel dan sebagainya. Itu jelas siber, dugaan terkuat kejahatan siber," ucap Dino.

Dino mengatakan, penyewa rumahnya mengaku memiliki bisnis keluarga.

"Dia (penyewa) bilang dia dari Lampung, dari luar kota. Terus dia ada bisnis keluarga, dia bilang dia pengusaha," kata Dino.

Dino mengaku bertemu langsung dengan penyewa rumahnya. 

Ia pun merasa tertipu dengan penampilan penyewa rumahnya yang dinilai kredibel sebagai pengusaha muda.

"Iya benar bertemu langsung. Normal kayak orang anak muda biasa, dia pinter milihnya yang kelihatan kredibel, orang yang rapi. Dia nggak kelihatan kayak preman. Ternyata dia front dari komplotan ini," ujar Dino.

Dino menduga sindikat penipuan online di rumahnya merupakan warga negara asing (WNA).

Dugaan itu berdasarkan temuan sejumlah item berbahasa Mandarin di rumah Dino.

"Komplotan ini menurut saya kemungkinan besar orang asing, orang berbahasa Mandarin. Terlihat dari berbagai item yang ada di rumah, minuman obat berbahasa Mandarin," ungkap dia.

Lewat akun Instagram pribadinya @dinopattidjalal, Dino mengunggah sejumlah foto yang menunjukkan kondisi rumahnya.

Dalam beberapa foto terlihat dinding rumah dan jendela yang ditempeli busa peredam berwarna kuning.

Foto lainnya menampilkan tumpukan kasur yang berada di bawah tangga.

"Keluarga kami mengalami kejadian buruk. Salah satu rumah keluarga yang disewakan ternyata dijadikan tempat operasi sindikat penipuan online," kata Dino dalam narasinya.

Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengatakan, tunggakan listrik di rumah Dino dibayar oleh asisten rumah tangga (ART) berinisial K.

"Dalam tiga bulan terakhir, tunggakan listrik itu dibayar K. Saat ini kami sedang mendalami informasi-informasi yang sudah diperoleh, baik dari K maupun dari bapak Dino Patti Djalal," kata Yossi kepada wartawan, Rabu (30/8/2023).

Kepada polisi, lanjut Yossi, K menyebut tidak ada aktivitas di rumah majikannya itu dalam beberapa bulan terakhir.

"K menyampaikan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, memang tidak aktivitas terlihat di rumah tersebut," ujar dia.

Selain itu, penyewa inisial JS juga tidak memberitahu K maupun Dino Pati Djalal saat hendak meninggalkan rumah.

"Kemudian lebih dari itu, K juga menyampaikan bahwa penyewa meninggal rumah tanpa informasi kepada K," ucap Yossi.

Ia mengungkapkan, JS diduga menggunakan KTP palsu saat menyewa rumah Dino. 

Hal itu diketahui setelah polisi melacak Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera di KTP JS.

"JS ini yang diketahui oleh Bapak Dino melampirkan KTP atas nama JS. Namun dari hasil pelacakan NIK dari KTP yang diberikan kepada Bapak Dino, JS ini ternyata NIK-nya tidak teregister. Tertulisnya tidak teregister dalam sistem," ungkap Yossi.

Ia menjelaskan, saat ini polisi tengah melakukan profiling terhadap JS.

"Ya kami sedang mem-profiling. Kalau memang NIK-nya tidak teregister, maka kami akan melacak siapa sebenarnya JS ini," ujar dia.

Di sisi lain, Dino Patti Djalal mengaku tidak mengetahui tujuan JS menyewa rumahnya selama satu tahun.

"Walaupun beliau mengetahui rumah tersebut sudah disewa, tapi tidak mengetahui peruntukkannya disewa untuk kegiatan atau aktivitas apa," ucap Yossi.

Sementara itu, Kapolsek Mampang Prapatan Kompol David Kanitero menyatakan klaim Dino Patti Djalal yang menyebut rumahnya digunakan sebagai markas sindikat penipuan online tak bisa dibuktikan.

"Ini yang perlu ditekankan ya, kan beliau kayaknya koar-koar penipuan, nah dari pihak polsek atau dari kepolisian tidak bisa memastikan bahwa itu adalah penipuan online," ujar David.

"Dari awal kami sampaikan tuh, kita nggak bisa membuktikan bahwa itu penipuan online," imbuhnya.

David mengatakan, pihaknya telah mengecek ke rumah Dino Patti Djalal pada Senin (28/8/2023) kemarin.

Berdasarkan hasil cek TKP, polisi tidak menemukan adanya indikasi penipuan online.

"Sudah kosong tempatnya, hanya tersisa barang barang. Hanya saja dugaan untuk pemalsuan KTP ada. Karena saat KTP itu diserahkan ke kita, cuman foto doang, dugaan pemalsuan itu ada," ujar David.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
 
 
 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved