Polisi akan Periksa Para Saksi Kasus Bocah Tewas Diduga Malapraktik isai Operasi Amandel di Bekasi
Selain itu, sambung Ade, penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya juga akan memeriksa para terlapor dalam kasus ini.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Polda Metro Jaya akan memeriksa sejumlah saksi terkait kasus dugaan malapraktik yang dialami Alvaro alilas A, bocah 7 tahun di Bekasi, Jawa Barat.
A mengalami mati batang otak hingga akhirnya meninggal dunia setelah menjalani operasi amandel di Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih, Bekasi. A dinyatakan meninggal dunia pada Senin (2/10/2023).
Orang tua korban melalui kuasa hukumnya, Cahaya Christmanto Anak Ampun, telah melaporkan delapan orang termasuk direktur dan para dokter di RS Kartika Husada Jatiasih terkait dugaan malpraktik ke Polda Metro Jaya.
Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/5814/IX/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA tanggal 29 September 2023
"Minggu ini sudah dijadwalkan oleh Tim Penyelidik Subdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya untuk mengundang klarifikasi terhadap pelapor dan para saksi-saksi," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak, Selasa (3/10/2023).
Selain itu, sambung Ade, penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya juga akan memeriksa para terlapor dalam kasus ini.
"Terlapor semua akan kita undang klarifikasi untuk dimintai keterangannya dalam rangka penyelidikan yang kita lakukan untuk menemukan ada atau tidaknya peristiwa pidana yang terjadi," ujar dia.
Sebelumnya, Cahaya menuturkan, pihaknya sudah lebih dulu melayangkan somasi kepada pihak RS Kartika Husada sebelum membuat laporan polisi.
Sejak somasi dilayangkan pada 27 September 2023, ia menyebut tidak ada respons dari pihak RS.
Menurut dia, pihak RS hanya memberikan resume hasil medis tapi tidak rekam medis A.
"Di situ ada perdebatan panas dan keributan sehingga mereka mau memberikan resume hasil medis, tapi tidak memberikan rekam medis. Itu dia hal yang berbeda. Kami tidak tahu apa alasan tidak diberikan rekam medis ini, kenapa tidak ditunjukkan," ujar Cahaya kepada wartawan, Senin (2/10/2023).
Ia berharap penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya segera menindaklanjuti laporannya.
"Kami mengharapkan kembali kepada Ditreskrimsus Polda Metro Jaya untuk segera mengambil keputusan ini, mengambil tindakan cepat agar pihak RS memberikan respons yang cepat juga," tutur Cahaya.
Kronologi: Amandel Dioperasi jadi Mati Batang Otak
Albert Francis orangtua korban menceritakan, kasus ini bermula saat kedua anaknya mengeluh sakit pada bagian telinga dan sekitar tenggorokan.
Tahap awal, dia membawa kedua buah hatinya ke puskesmas lalu diberikan rujukan ke RS Kartika Husada Jatiasih untuk tindakan lebih lanjut.
"Jadi, tanggal 7 (September 2023) itu kita masih pengecekan awal, karena rujukan dari puskesmas waktu itu di dokter THT," kata Albert, Senin (2/10/2023).
Dokter THT kemudian mendiagnosa kedua anak Albert menderita penyakit amandel, jalan terbaik untuk menyembuhkan penyakitnya dengan cara operasi.
"Dokter THT bilang anak saya amandel sudah terlalu besar, jalan satu-satunya dengan operasi," jelas Albert.

Setelah melalui beberapa proses, keluarlah jadwal operasi amandel untuk kedua anak Albert yakni, Kamis 19 September 2023.
Anaknya berinisial A (7) dijadwalkan menjalani operasi lebih dulu sekira pukul 12.00 WIB, sementara sang kakak berinisial J (9) menyusul di hari yang sama.
"Waktu operasi yang mendampingi itu istri saya, dia disodorkan form yang harus ditandatangani, entah persetujuan atau apa karena pada saat itu kalut jadi langsung ditandatangani," ucap Albert.
Dokter THT yang menengani operasi lanjut Albert, pada saat itu mengatakan operasi berjalan lancar dan selanjutnya akan ditangani dokter anestesi untuk menyadarkan A.
"Istri saya dipanggil, kata dokter operasinya sudah selesai dan berjalan lancar, setelah itu disuruh menunggu untuk bertemu dokter anestesi," paparnya.
Di momen ini, A mulai menunjukkan tanda-tanda tak wajar dengan terlihat kesulitan bernapas dan suara mendengkur.
Sekira 10 menit berselang, dokter anestesi dan perawat mulai melakukan tindakan dengan mengompres bagian leher A.
Kondisi bocah berusia tujuh tahun itu kian memburuk, dokter yang menangani lalu melakukan resusitasi jantung dan memasang ventilator.
"Anak saya lalu dibawa ke ICU dengan kondisi tidak sadar," terang Albert.
Sejak saat itu, kondisi A tak juga membaik hingga hari ini. Dokter RS Kartika Husada Jatiasih mendiagnosa bocah berusia 7 ujuh tahun itu menderita mati batang otak.
"Berdasarkan pengamatan dokter syaraf berdasarkan GCS (Glasgow Coma Scale) itu sudah paling rendah, di situ mengeluarkan diagnosa bahwa anak saya mati batang otak," tegas dia.
Meninggal dunia
Saat pihak keluarga membawa kejadian ini ke ranah hukum dengan membuat laporan kepolisian di Polda Metro Jaya, Alvaro alias A akhirnya meninggal dunia.
A meninggal dunia setelah sempat koma lebih 10 hari di RS Kartika Husada Jatiasih Bekasi pada Senin (2/10/2023) petang.
Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh ayah korban, Albert Francis.
Albert menyebut, putra keduanya tutup usia hari ini sekira pukul 18.45 WIB.
"Anak kami sudah berpulang jam 18.45," kata Albert saat dikonfirmasi.
Pihak Rumah Sakait Membantah
Sementara, untuk kondisi anak pertama Albert berinisial J yang juga menjalani operasi amandel, kondisi membaik dan berjalan sukses.
Menanggapi hal itu, perwakilan RS Kartika Husada Jatiasih dokter Rahmah Indah Permatasari mengatakan, pihaknya telah melakukan tindakan medis sesuai standar operasional (SOP).
"Kita setiap melakukan tindakan dan pemeriksaan itu selalu ada prosedur untuk dilakukan edukasi, jadi edukasi mulai dari konsultasi di poli klinik, pada saat tindakan operasi, sampai selesai operasi sudah sesuai dengan SOP," kata Rahmah dalam keterangan resminya Jumat (29/9/2023).
Dia membantah adanya dugaan malapraktik dalam kasus pasien berinisial A, RS Kartika Husada telah melakukan penjelasan mulai dari proses operasi sampai terjadinya risiko yang tidak diinginkan.
"Jadi, semua sudah sesuai dengan prosedur yang ada di rumah sakit kami," tandasnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.