Mengenal Druze, Suku Minoritas di Pinggiran Israel yang Diam-diam Bertahan di Tengah Gempuran Perang

Mengenal suku Druze, minoritas di desa perbatasan Israel yang diam-diam bertahan di tengah gempuran perang. Populasinya makin sedikit?

Editor: Muji Lestari
Haaretz via Intisari
Druze, kelompok etnis minoritas yang tinggal di perbatasan Israel 

Di Israel, komunitas Druze kini diperkirakan berjumlah 150.000, sekitar 1,6 persen dari populasi Israel.

Sekal Perang Kemerdekaan 1948, Druze telah mengabdi dengan sangat baik baik di militer maupun pegawai negeri, dengan banyak jenderal Druze, duta besar, anggota Knesset, dan menteri pemerintah.

Setelah Perang Enam Hari tahun 1967, populasi Druze lainnya berada di bawah kekuasaan Israel.

Sementara warga Suriah lainnya di Dataran Tinggi Golan melarikan diri ketika wilayah tersebut direbut oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), warga Druze tetap bertahan di empat desa mereka yang terletak di kaki Gunung Hermon.

Saat ini, populasi Druze Golan yang berjumlah 27.000 jiwa sebagian besar masih mempertahankan kesetiaan dan kewarganegaraannya di Suriah.

Fakta Tentang Suku Druze di Israel

Dirangkum dari intisari.grid.id, berikut lima fakta tengan suku Druze di Israel:

1. Perasaan sebagai anggota yang kuat

Sembilan dari sepuluh Druze Israel mengatakan mereka memiliki perasaan yang kuat untuk menjadi bagian dari komunitas Druze.

Bahkan sekitar jumlah yang sama (93 persen) mengatakan mereka bangga menjadi Druze.

Tapi saat ditanya identitas Deuze itu apakah didapat karena agama, budaya atau leluhur, 8 dari 10 mengatakan karena leluhur atau budaya.

Sebagai perbandingan, lebih banyak orang Kristen Israel (31 persen) dan Muslim Israel (45 persen) mengatakan menjadi Kristen/ Muslim terutama masalah agama bagi mereka.

2. Jarang menikah lintas agama

Dalam survey, kurang dari 1 persen Druze Israel yang menikah mengatakan mereka memiliki pasangan atau pasangan dari luar agama mereka.

Bagi Druze khususnya, kurangnya perkawinan antaragama ini mungkin juga merupakan cerminan dari sejarah komunitas.

Sejak didirikan pada abad ke-11, tradisi Druze secara resmi ditutup untuk orang luar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved