Mengenal Druze, Suku Minoritas di Pinggiran Israel yang Diam-diam Bertahan di Tengah Gempuran Perang
Mengenal suku Druze, minoritas di desa perbatasan Israel yang diam-diam bertahan di tengah gempuran perang. Populasinya makin sedikit?
TRIBUNJAKARTA.COM - Peperangan antara Israel dengan kelompok Hamas kian hari kian memanas.
Hingga saat ini tampaknya belum ada tanda-tanda perang akan mereda. Keduanya masih saling melancarkan serangan hingga banyak korban berjatuhan.
Terbaru, Israel telah melancarkan serangan udara yang menghantam sebuah rumah sakit di kota Gaza pada (17/10/2023).
Serangan Israel tersebut berhasil meluluh lantakkan gedung rumah sakit yang dipenuhi pasien dan pengungsi, sedikitnya 500 warga Palestina tewas dalam serangan itu.
Bicara soal Israel, rupanya ada kelompok kecil yang diam-diam mencoba bertahan di tengah gempuran perang tersebut.
Ia adalah suku Druze. Tinggal di wilayah perbatasan Israel, tidak menutup kemungkinan area yang ditinggali Druze juga akan menjadi wilayah konflik seperti Jalur Gaza.
Lantas, siapa Druze akankah mereka bernasib sama seperti warga Palestina?
Siapa Druze?
Mengutip jstribun.com , suku Druze merupakan kelompok etnis dan agama minoritas yang berbahasa Arab. Mereka adalah sekte keagamaan kecil di Timur Tengah yang memiliki kesetiaan erat terhadap sesama enggotanya.
Druze secara tradisional tinggal di daerah pegunungan di Suriah, Lebanon, Israel utara, dan Yordania utara.
Mereka menganut agama monoteistik yang berbeda, yang merupakan cabang dari Syi'ah Ismaili, dan memiliki banyak nabi dan ajaran yang sama dengan agama Ibrahim lainnya.
Meski merupakan minoritas kecil, mereka memainkan peran penting dalam politik internal masing-masing negara sambil secara diam-diam mempertahankan identitas budaya mereka di daerah masing-masing.

Dilansir dari Britannica , pada awal abad ke-21 suku Druze tercatat berjumlah anggota lebih dari 1 juta orang. Mereka menyebut dirinya muwahhidun (unitarian) yakni suatu ajaran yang menekankan ketunggalan Allah.
Kepercayaan Druze berasal dari Mesir sebagai cabang dari Syiah Ismaʿīlī ketika, pada masa pemerintahan khalifah Fāṭimid keenam, al-Ḥākim bi-Amr Allāh yang eksentrik (memerintah 996–1021).
Meskipun komunitasnya kecil, Druze telah menonjol dalam sejarah Timur Tengah. Selama Perang Salib , tentara Druze membantu pasukan Ayyūbid dan kemudian pasukan Mamluk dengan melawan serangan Tentara Salib di pantai Lebanon.
Kini suku Druze tersebar di beberapa negara Timur Tengah, di antaranya Israel, Suriah, Lebanaon, dan Yordania.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.