Viral di media sosial
Kepsek Kebingungan Kasus Anak SD yang Dibanting Teman Sampai Berdarah Viral, Dianggap Sudah Selesai
Kepsek SD di Pekalongan yang siswanya dibanting teman hingga berdarah, menyayangkan kasus tersebut viral di media sosial karena dianggap selesai.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Kepala sekolah SD di Pekalongan yang siswanya dibanting teman hingga berdarah, menyayangkan kasus tersebut viral di media sosial.
Sebelumnya seorang bocah sekolah dasar di Pekalongan, diberitakan mengalami luka pada bagian kepala usai dibanting berkali-kali oleh teman sekelasnya ke lantai.
Peristiwa itu bermula, saat korban berinisial MFZ bermain berantem-beranteman dengan teman-temannya saat jam kosong di sekolah, Senin (30/10/2023).
Namun ketika itu, salah satu anak berinisial SAH diduga bermain dengan cara yang tidak wajar.
SAH diketahui memang aktif mengikuti karate sejak lama.
Ia membanting korban yang merupakan temannya itu ke lantai sebanyak tiga kali hingga kesakitan.
Kepala korban sempat mengenai kursi di kelas saat bantingan kedua.
Namun bukannya berhenti, ia kembali membanting MFZ untuk yang ketiga kali sampai kepalanya terbentur lantai dan bercucuran darah.
Kasus ini pun viral di media sosial.
Saat dikonfirmasi TribunJateng, Dunawi selaku Kepala Sekolah tempat keduanya menimba ilmu mengatakan bahwa kasus ini sebenarnya sudah dianggap selesai.
Sebab pasca kejadian, pada Rabu (1/11/2023) pihak sekolah telah mengadakan pertemuan dengan orangtua kedua siswa yang bersangkutan.
Dalam pertemuan itu, baik antara orangtua pelaku dan korban sudah sama-sama sepakat untuk berdamai.
Mereka juga sepakat untuk tidak meneruskan hal ini ke jalur hukum, dan biaya pengobatan MFZ ditanggung orangtua SAH.
Kata Dunawi, keduanya sudah sama-sama menekan surat perjanjian.
Ia pun menyebut, secara hitam putih kasus ini sudah dianggap selesai sehingga sangat disayangkan bisa viral di media sosial.
"Memang berita ini sangat membingungkan buat saya," kata Dunawi, dilansir dari TribunJateng, Jumat (3/11/2023).
"Tetapi lambat laun, kita sudah berpikir panjang lebar, ternyata aduan-aduan di masyarakat kita tanggapi dengan lapang dada, sabar," tambahnya.
Ia menjelaskan, pada saat peristiwa terjadi pihaknya langsung membawa korban ke puskesmas setempat untuk mendapat penanganan.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya tindak lanjut dari peristiwa ini.
Ia mengakui, ketika itu memang pihaknya belum menemui orangtua korban secara langsung di rumah untuk membicarakan masalah tersebut.
Akan tetapi menurut pengakuannya, pihak sekolah sudah menghubungi orangtua korban.
Karena mendapat kabar anaknya hendak dibawa ke dokter, orangtua MFZ ketika itu langsung mengajak untuk bertemu di puskesmas tempat sang anak dapat penanganan.
Pihak sekolah menyebut, telah melakukan pendampingan terhadap pengobatan korban sampai anak tersebut kembali ke sekolah.
"Memang satu kendala, pihak sekolah belum ke rumah korban. Karena waktu itu korban memang sedang mau dibawa ke dokter. Jadi ketemu di sana," ucapnya.
Ditangani polisi
Usai viral di media sosial, polisi langsung menelusuri kasus tersebut.
Dilansir dari TribunJateng, Kasi Humas Polres Pekalongan, Ipda Suwarti membenarkan peristiwa ini.
Ia mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan keluarga korban untuk mengkonfirmasi kejadian itu.
Selain itu, pihaknya juga turut mendatangi sekolah yang bersangkutan.
"Setelah ada postingan di medsos dari polsek langsung bergerak mendatangi korban," ungkap dia.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Ilustrasi-perundungan-atau-bullying-siswa-SD.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.