Peran Penting Mohsen Abu Zina Dibongkar Israel, Pemikir Balik Layar Hamas yang Ditembak Jet Tempur

Israel membongkar peran penting Mohsen Abu Zina, sosok pemikir balik layar kelompok Hamas.

Twitter @IDF
Mohsen Abu Zina, ahli roket Hamas terbunuh oleh pasukan Israel pada Rabu (8/11/2023). 

Sementara itu, kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan bahwa serangan Israel di Gaza menewaskan lebih dari 10.500 orang sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober.

Dari korban tewas tersebut, terdapat 4.324 anak-anak, 2.823 perempuan, dan 649 lansia; sementara lebih dari 26.000 lainnya terluka.

Israel mengatakan serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan milisi menyandera lebih dari 240 orang dalam salah satu serangan paling mematikan dalam sejarah Israel. Segera setelah itu, Israel memulai kampanye udara di Gaza dan melancarkan serangan darat baru-baru ini yang mengakibatkan kematian puluhan ribu warga Palestina, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Setiap 10 menit 1 Anak Terbunuh

Di sisi lain, Ketua WHO, Tedros Adhanom mengungkapkan di pertemuan Dewan Keamanan PBB, Jumat (10/11/2023) bahwa setiap 10 menit, satu anak terbunuh di Gaza.

"Lebih dari 10.800 jiwa terbunuh di Gaza, hampir 70 persen adalah perempuan dan anak. Dalam rata-rata, satu anak terbunuh setiap 10 menit," kata Tedros dalam rapat yang disiarkan langsung di laman media.un.org.

Tidak ada tempat yang aman bagi siapapun di Gaza saat ini.

Tedros meminta para perwakilan 15 negara penggawa Dewan Keamanan PBB untuk membayangkan. Bagaimana jika terjebak pada situasi penuh serangan membabi-buta seperti itu.

Anggota Dewan Keamanan PBB mengheningkan cipta untuk menghormati para korban konflik Israel-Palestina, Jumat (10/11/2023).
Anggota Dewan Keamanan PBB mengheningkan cipta untuk menghormati para korban konflik Israel-Palestina, Jumat (10/11/2023). (PBB/Loey Felipe)

"Di Gaza, tidak ada tempat yang aman, siapapun terancam," kata Tedros.

“Bayangkan, bayangkan Anda terjebak dalam situasi itu,” kata Tedros kepada para duta besar.

Tedros mengatakan, pembunuhan besar-besaran itu yang mendasarinya menyuarakan gencatan senjata.

Selain itu, akses untuk bantuan kemanusiaan juga diharapkan segera dibuka.

"Itulah mengapa kami meminta gencatan senjata dan akses kemanusiaan yang tidak terkekang.  Dan pada saat yang sama, tentu saja, kami juga meminta Dewan Keamanan melakukan segalanya demi pembebasan sandera," pungkasnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved