Aksi Keji Azizah Bunuh Ayah Kandung Usai Ditinggal Suami, Warga Kuak Masa Lalu Pelaku: Mulai Kuliah
Aksi keji Siti Nur Azizah (36) membunuh ayah kandungnya, Sutrisno (70) di Kota Mojokerto, Kamis (30/11/2023). Warga kuak masa lalu pelaku saat kuliah.
TRIBUJAKARTA.COM, MOJOKERTO - Aksi keji Siti Nur Azizah (36) membunuh ayah kandungnya sendiri yakni Sutrisno (70) di Lingkungan Wates, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Kamis (30/11/2023).
Pelaku yang akrab disapa Azizah juga pernah membanting ibundanya di meja kaca.
Warga pun menguak masa lalu Siti Nur Azizah yang dimulai sejak kuliah.
Perilaku Azizah kian parah setelah ditinggal suaminya.
Diketahui, ayah Azizah menghembuskan nafas terakhir setelah dianiaya putri kandungnya sekira pukul 14.00 WIB.
Korban dipukul menggunakan kursi plastik. Sutrisno lalu tersungkur dalam kondisi kepala membentur meja dan meninggal di kamar tengah.
"Korban usia di atas 60 tahun, terjatuh diduga kepala membentur meja atau lemari, sementara kami masih dalami," kata Kapolsek Magersari, Kompol Roy Aquary Prawirosastro di lokasi kejadian, Kamis(30/11/2023).

Azizah dan Sutrisno sempat terlihat bertengkar di samping rumah. Siti lalu memukul ayahnya berkali-kali sampai terjatuh terkena meja di ruang tamu.
Kompol Roy menjelaskan, dari keterangan para saksi melihat korban dan pelaku sempat bertengkar di samping rumah.
"Korban ditemukan di dalam kamar kondisinya meninggal," jelasnya.
Azizah lalu ditangkap polisi dan dibawa ke Satreskrim Polresta Mojokerto. Sementara itu, Tim INAFIS melakukan identifikasi terhadap jenazah korban dan olah TKP di lokasi kejadian pembunuhan.
Jasad korban lalu dievakuasi ke RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
Masa Lalu Pelaku Terkuak
Istri Ketua RW 03 bernama Tisia Andayani mengungkapkan kronologi penganiayaan yang berakhir dengan tewasnya Sutrisno.
Penganiayaan itu terjadi saat hujan deras di Lingkungan Wates RT/RW 02/03 sekira pukul 14.00 WIB.
"Tadi ada warga datang ke rumah saya mencari Pak RW, teriak-teriak terus ada yang ngomong kalau (korban) meninggal. Kejadiannya cepat, sekitar setengah jam dari laporan itu," jelas Tisia saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (30/11/2023).
Tisia mengatakan Azizah memukuli ayah kandungnya itu dengan kursi plastik berkali-kali hingga terjatuh.
Korban meninggal diduga akibat kepalanya terkena meja atau lemari di ruangan tamu.
"Posisinya dipukul itu sampai di dalam kamar tengah, kamar anaknya (pelaku)," katanya.
Pelaku merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan.

Sedangkan anak keempat merupakan anak angkat.
Selama ini pelaku bersama kedua anaknya tinggal bersama ibu dan ayahnya di rumah yang sederhana
Tisia menuturkan indikasi pelaku mengalami gejala gangguan kejiwaan sudah terlihat sejak yang bersangkutan di bangku kuliah.
"Mulai kuliah sebenarnya sudah kelihatan, kalau diajak ngomong jarak setengah jam sudah tidak sambung," katanya.
Diketahui, Azizah memiliki dua anak. Sementara, suaminya yang berasal dari Bandung sudah tak pernah pulang menemui Azizah.
Diduga gangguan kejiwaan pelaku semakin parah seusai ditinggal suaminya yang tak kunjung pulang.
"Ditinggalnya sudah lama, makanya (pelaku) sampai ODGJ parah gara-gara ditinggal suaminya," kata Tisia.
Perjalanan Hidup Pelaku
Istri dari Ketua RW 03, Tisia Andayani mengungkapkan pelaku yang akrab disapa Azizah itu sudah lama mengalami gangguan kejiwaan bahkan sempat berobat ke RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, di Kabupaten Malang, pada Oktober 2022 lalu.
Sebelum membunuh ayahnya, Azizah sempat dibawa oleh keluarganya ke RSJ Lawang.
Pelaku juga mendapat perawatan kejiwaan di RSJ selama dua pekan.
Namun karena terkendala biaya, pihak keluarga membawanya pulang dan tidak kembali berobat lagi.
"Jadi (pelaku) dibawa ke RSJ Lawang pada 17 Oktober 2022 dan cuma dua minggu kemudian pulang. Terus kan di rumah, harusnya kan obat jalan terus lha itu cuma sekali saja, setelah itu tidak ada karena tidak ada biaya," jelas Tisia.
Ia mengaku pengobatan Azizah berasal dari dana iuran sukarela dari warga setempat yang prihatin dengan kondisi tetangganya itu.
Biaya awal pengobatan terkumpul dari warga sekitar Rp 650.000.
"Jadi saya sama bu RT keliling ke warga dapat Rp 650.000 untuk biaya pengobatan, buat menyewa mobil berangkat ke sana (RSJ) Lawang. Kalau sakitnya terindikasi sudah lama semenjak (pelaku) kuliah," bebernya.
Ia menuturkan, pelaku sering melakukan kekerasan terhadap keluarganya.
Bahkan ibu kandungannya pernah dibanting di atas meja kaca.
"Kalau itu memang sering kekerasan. Anaknya pernah dikurung di kandang ayam. Pernah ibunya dibanting makanya dibawa ke rumah sakit Lawang (RSJ)," ucap Tisia.
Kapolsek Magersari, Kompol Roy Aquary Prawirosastro mengungkapkan, pelaku diduga mengalami gangguan kejiwaan.
Hal itu diperkuat dengan keterangan pihak keluarga yang bersangkutan dan warga setempat.
"Jadi pelaku pernah diantar ke rumah sakit jiwa di Lawang pada Oktober 2022," pungkasnya.
Polisi kini mengamankan pelaku ke Satreskrim Polres Mojokerto Kota.
"Nanti penanganannya langsung oleh Satreskrim Polres Mojokerto Kota. Pelaku sudah diamankan, nanti masih kita dalami," tandasnya.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kronologi Wanita Bunuh Ayah Kandung, Pukulkan Kursi Berkali-Kali, Depresi Akibat Ditinggal Suami
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.