13 Santriwati dan Seorang Guru Dicabuli Pemimpin Ponpes di Serpong Tangsel, Begini Awal Mulanya

TRIBUNJAKARTA.COM - Ironi terjadi di sebuah kota yang kerap mendapat predikat layak anak, Tangerang Selatan (Tangsel).

Sebuah pondok pesantren (ponpes) di Serpong, Tangsel membuat geger. Sebab, santriwati yang harusnya aman berada di dalamnya untuk mempelajari agama Islam justru menjadi korban pencabulan.

pelakunya tidak lain adalah si kepala ponpes itu sendiri, inisial HS.

Bahkan tak hanya santriwati, seorang guru wanita juga menjadi korban ulah bejat HS.

Kasus asusila ini dibongkar oleh salah satu guru yang bukan korban, inisial A.

Mulanya A melihat ada perilaku yang tidak lazim antara santriwati kepada HS.

A pun mengingatkan soal batasan antara perempuan dan laki-laki di dalam Islam, termasuk soal cium tangan.

Dari situ, sebanyak 13 santriwati mengungkapkan sentuhan fisik yang dilakukan HS terhadap mereka. 

"Akhirnya saya tanyakan lagi 'Kamu diapain aja? (Belasan santriwati) ada dipegang-pegang payudara, paha, dan mengelus muka," kata A saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (15/12/2023).

Mendengar pengakuan itu, A lantas mengonfirmasikan kepada guru lain lalu mereka bersepakat untuk mengadukan kasus dugaan pelecehan ke pimpinan ponpes.

Aduan itu disertai bukti video pengakuan para santriwati yang diduga dilecehkan oleh HS.

"Cuma dari ekspresi wajah pimpinan pesantren dan istrinya biasa aja karena apa yang saya sampaikan ternyata mereka sudah pernah dengar dari sebelumnya," ucap A.

Pada pertemuan itu, salah satu guru mengaku juga pernah mendapat perlakuan mesum HS.

"Nah, salah satu guru di situ langsung bilang (ke pimpinan ponpes) 'Maaf Pak bukan anak-anak saja yang jadi korban, termasuk saya juga jadi korban'. Kami kaget, langsung tanya ibu diapain gitu, akhirnya ibu itu jelasin," ucap dia.

Karena laporan kasus itu tak ditangani pimpinan ponpes, A kemudian melaporkan kasus dugaan pelecehan ke orangtua korban.