Mengenal Tradisi Carok, Budaya Mempertahankan Harga Diri dari Madura yang Memakan Korban Jiwa
Berikut ini asa usul tradisi carok, budaya asal madura bagi laki-laki yang siap mati demi mempertahankan harga diri.
Sehingga carok dapat dianggap sebagai upaya terakhir yang dilakukan masyarakat Madura untuk menyelesaikan masalah yang tak kunjung usai.
Sebelum memutuskan carok, orang yang merasa dirinya dilukai mendatangi rumah si pembuat konflik untuk memberi peringatan secara baik dan berulang-ulang agar tak mengulangi kesalahannya lagi.
Namun, apabila telah melakukan kesalahan yang sama sebanyak tiga kali, maka orang yang merasa dilukai tersebut akan datang ke rumah si pembuat konflik dengan membawa celurit dan berbicara secara sopan untuk menentukan waktu carok.
Syarat sebelum seseorang melakukan carok yakni harus mandi terlebih dahulu. Mandi besar yang dilakukan oleh seseorang yang akan carok menandakan bahwa dirinya siap mati.
Tempat yang dipilih untuk melakukan carok pun harus jauh dari pemukiman dan juga sepi.
Hal ini bertujuan agar tak ada seorang pun yang menyaksikan duel tersebut. Serta menghindari adanya pihak-pihak yang membantu salah satu kubu.
Carok murni dilakukan oleh dua laki-laki yang siap terluka dan mati.
Apabila pelaku duel carok pulang dengan selamat, artinya ia telah memenangkan carok. Sebaliknya, apabila lawan duelnya yang membawa pulang celuritnya, itu berarti anggota keluarganya telah kalah carok.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.