Viral di Media Sosial

Sebelum Meninggal Mendadak, Petugas PPSU Utan Kayu Bersikukuh Angkat Kotak Suara Pemilu 2024

Meski sudah diingatkan untuk beristirahat, Zubaidi tetap bersikukuh untuk terus bekerja.

Istimewa
Dizto Indianto (28) bersama ibundanya, Tahiyat (53), saat bercerita mengenai ayahnya, Zubaidi (54) yang meninggal dunia saat bertugas mengurus logistik pemilihan umum (pemilu) 2024 di GOR Matraman, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024). (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI) 

JAKARTA - Seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Utan Kayu, Zubaidi (54) meninggal dunia pada Selasa (13/2/2024). 

Zubaidi dikabarkan tewas saat sedang mengurus logistik Pemilu 2024 di GOR Matraman, Jakarta Timur

Zubaidi sempat mengeluh sesak nafas sebelum akhirnya meninggal. 

Sejumlah teman sempat mengingatkan Zubaidi untuk beristirahat. Akan tetapi, dia tetap bersikukuh untuk terus bekerja. 

 “Waktu itu sama temannya disuruh istirahat, enggak mau. Temannya bilang, ‘Bang, istirahat saja, ada banyak kok yang angkat (kotak suara)’, bapak enggak mau. Iya (sudah sesak napas posisinya), sudah duduk,” ujar istri Zubaidi, Tahiyat (53), saat ditemui Kompas.com di rumah duka, Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2024).

“Padahal sudah disuruh istirahat. Kata suami, 'Ah gue enggak mau istirahat, pengin selesaikan kerjaan gue, kalau ditunda-tunda, kelamaan, enggak beres-beres'. Ya dikerjain sama dia. Diangkat lagi (kotak suara),” imbuh Tahiyat.

Namun, kondisi tubuh Zubaidi tak kunjung membaik. Malahan, sesak nafasnya membuat dadanya semakin sakit. 

Alhasil, Zubaidi langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.

“Saya dapat kabar sekitar jam 21.00 WIB, bapak masuk rumah sakit, baru dikasih kabar kayak gitu,” ujar anak pertama Zubaidi, Dizto Indianto (28), dalam kesempatan yang sama.

Mendengar kabar tersebut, Dizto bersama Tahiyat dan adiknya bergegas ke RSUP Persahabatan dengan mengendarai sepeda motor.

Setibanya di parkiran rumah sakit tersebut, mereka langsung dihampiri oleh seorang petugas kepolisian.

“Baru turun dari parkiran, sudah ada bapak polisi samperin.

‘Keluarga Bapak Zubaidi?’. Nah, ibu yang dikasih tahu (bapak meninggal), ibu langsung pingsan,” ucap Dizto.

 Zubaidi ternyata memiliki riwayat penyakit sesak napas.

Namun, Tahiyat tidak mengetahui hal tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved