Rektor Univ Pancasila Dipolisikan

Kasus Pelecehan di Dunia Pendidikan Awal 2024: Guru di Cigombong hingga Rektor Universitas Pancasila

Dalam kurun waktu beberapa hari, terkuak dua kasus pelecehan seksual yang terjadi di dunia pendidikan tanah air. 

|
Kolase foto (TribunJakarta dan Bogorfess_
(Kiri foto) ilustrasi korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan Rektor UP dan (kanan foto) Tangkapan layar Guru SMP 1 Cigombong yang menyindir siswa yang mengungkap kasus pelecehan yang dilakukan guru tersebut. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Dalam kurun waktu beberapa hari, terkuak dua kasus pelecehan seksual yang terjadi di dunia pendidikan tanah air. 

Mirisnya, terduga pelaku merupakan sosok berpendidikan, yang seharusnya menjadi pelindung di lingkungan akademik. 

Kasus pelecehan seksual yang pertama mencuat ke publik terjadi di SMPN 1 Cigombong, Bogor, Jawa Barat. 

Seorang guru SMP di Cigombong, Bogor menjadi sorotan karena dugaan pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap sejumlah siswi. 

Guru agama bernama Eman Padillah itu diduga melecehkan siswi yang sudah yatim. 

Dalam narasi yang beredar di media sosial, perbuatan tak pantas oleh guru agama tersebut ternyata tak hanya sekali. 

Yang disayangkan, pihak sekolah tak memberikan tindakan tegas terhadap Eman. 

Ternyata kasus pelecehan tersebut tak hanya dilakukan oleh Eman Padillah, tetapi juga seorang tukang kebun sekolah itu. 

"Sekitar bulan Desember, di situ ada orang tua yang cerita bahwa dia gak sengaja lihat hp anaknya kalau anaknya ngadu ke wali kelasnya tentang pelecehan yang dilakukan oleh seorang tukang kebun," ujar Lia Permana, orangtua siswa pada TribunnewsBogor.com , Jumat (23/2/2024).

Anak perempuan Lia pernah menjadi korban pelecehan dari tukang kebun itu. 

Meskipun tidak sampai pada area sensitif, Lia mengaku semakin waswas bila tidak ada tindakan tegas dari pihak sekolah. 

Lia akhirnya berbicara dengan wali kelas anaknya.

Ternyata laporan pelecehan itu tak hanya satu atau dua murid yang menjadi korban.

"Pas ngobrol di sana ternyata korbannya ada 7 orang, itu yang lapor ke wali kelas saja. Pihak sekolah tetap memperhatikan tukang kebun melalui bagian sarana dan prasarana itu dengan alasan dia itu senior," terangnya.

Meskipun telah dilaporkan, tindakan yang diambil oleh pihak sekolah terhadap tukang kebun tersebut dianggap Lia tidak tegas.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved