Rektor Univ Pancasila Dipolisikan
Kasus Pelecehan di Dunia Pendidikan Awal 2024: Guru di Cigombong hingga Rektor Universitas Pancasila
Dalam kurun waktu beberapa hari, terkuak dua kasus pelecehan seksual yang terjadi di dunia pendidikan tanah air.
"Jadi pihak sekolah memberikan hukuman saja, yang katanya hukuman norma masyarakat berupa dicuekin sama guru-guru, didiamkan dan menurut saya itu tidak bikin jera gitu, eh malah kejadian lagi sama guru agama," lanjutnya.
Kasus ini semakin meruncing ketika pada Kamis (22/2/2024), dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru juga mencuat.
"Tukang kebun belum selesai, belum proses ini sudah ada lagi guru agama. Pihak sekolah itu menutup-nutupi gitu, sampai kejadian lagi ini. Dari mulai kasus kemarin sampai kasus ini gitu bukannya berhenti malah ada tambah lagi," katanya.
Warga dan orangtua siswa sempat menggeruduk sekolah akibat kejadian pelecehan yang dilakukan salah seorang oknum guru pada Kamis (22/2/2024) kemarin.
Rektor Universitas Pancasila
Kasus kedua menimpa dua pegawai Universitas Pancasila yang diduga mendapatkan pelecehan seksual dari rektor kampus tersebut berinisial ETH.
ETH diduga melecehkan dua korban di waktu berbeda dalam kurun waktu satu tahun.
Dugaan pelecehan pertama dialami perempuan berinisial RZ di ruangan rektor pada Februari 2023.
Korban kala itu dipanggil untuk urusan pekerjaan sampai tiba-tiba dia mengaku dicium pipinya dan payudaranya diremas.
Kasus kedua dialami oleh DF yang kini sudah berhenti bekerja dari Universitas Pancasila.
Korban yang bekerja sebagai tenaga honorer itu mendadak dipegang wajahnya dan dicium saat bekerja.

Kasus ini kini diselidiki oleh pihak Polda Metro Jaya.
Kuasa hukum ETH, Raden Nanda Setiawan, membantah kliennya melakukan pelecehan seksual.
Peristiwa pelecehan seksual itu, kata dia, tidak pernah terjadi.
"Berita tersebut kami pastikan didasarkan atas laporan yang tidak benar dan tidak pernah terjadi peristiwa yang dilaporkan tersebut,"
"Namun kembali lagi hak setiap orang bisa mengajukan laporan ke kepolisian. Tapi perlu kita ketahui laporan atas suatu peristiwa fiktif ada konsekuensi hukumnya," ujar dia.
Sementara itu, Kabiro Humas Universitas Pancasila, Putri Langka, mengatakan pihaknya menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
"Kami menghormati proses hukum yang sedang berjalan dan akan menunggu proses hukum yang berjalan, sehingga tidak dapat mendahului proses yang sedang berjalan," ujar dia.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Eks Rektor UP yang Diduga Lecehkan 2 Pegawai Disebut Punya Beking Jenderal, Wamenaker: Saya Tantang! |
![]() |
---|
Sempat Dimutasi, Terduga Korban Pelecehan Rektor Edie Kini Kembali ke Universitas Pancasila |
![]() |
---|
Terima 20 Pertanyaan, 2 Korban Pelecehan Eks Rektor Universitas Pancasila Kembali Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
UP Minta Lulusannya Tak Hanya Andalkan Ijazah, Bambang Brodjonegoro: Berpikir Kritis dan Kreatif |
![]() |
---|
Kasus Dugaan Pelecehan Mantan Rektor UP Belum Ada Titik Terang, Polisi Masih Tunggu Hasil Visum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.