Pemilu 2024

Pengamat Sebut Tumbangnya PDIP di Jakarta Karena Ganjar Jadi beban dan 'Dosa' Masa Lalu ke Anies

Kalahnya PDIP di Jakarta dalam Pemilu 2024 karena faktor Ganjar Pranowo yang menjadi beban.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersama Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehormatan Kamaruddin Watubun dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (24/10/2022). Ganjar Pranowo dikenakan sanksi lisan oleh PDI Perjuangan terkait pernyataan siap menjadi calon presiden (capres) 2024. Kini, setelah PDIP kalah di Pileg DPRD DKI Jakarta, pengamat melihat ada faktor Ganjar yang menjadi beban sehingga menyebabkan kekalahan itu. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Tumbangnya PDIP di Jakarta dalam Pemilu 2024 karena faktor Ganjar Pranowo yang menjadi beban.

Selain itu, ada "dosa" masa lalu partai besutan Megwati Soekarnoputri terhdap Anies Baswedan.

Dua argumen di atas merupakan hasil analisa pengamat politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting.

Diketahui, setelah menguasai kursi di Jakarta, baik di DPR maupun DPRD dalam 10 tahun terakhir, PDIP harus mengakui kekalahannya dalam Pemilu 2024.

Di Pemilu 2024, suara PDIP di Jakarta melorot ke urutan kedua di bawah PKS.

Untuk Pileg DPR RI, PDIP hanya meraih 15,65 persen dan kemungkinan hanya bisa mendapat empat kursi atau kehilangan tiga kursi dibanding Pemilu 2019 silam.

Sedangkan untuk Pileg DPRD DKI, PDIP meraih 14,01 persen dan kini hanya mendapatkan 14 kursi di DPRD DKI.

Partai berlogo banteng itu harus kehilangan 11 kursi dibandingkan hasil Pemilu 2019 di mana mereka mendapatkan 25 kursi.

Ganjar Jadi Beban

Calon Presiden Nomor urut 03 Ganjar Pranowo saat meninjau pabrik pengelolaan sampah West4Change di Mustikajaya, Kota Bekasi, Senin (4/2/2024).

Calon Presiden Nomor urut 03 Ganjar Pranowo saat meninjau pabrik pengelolaan sampah West4Change di Mustikajaya, Kota Bekasi, Senin (4/2/2024). (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)

Menurunnya suara PDIP ini sejalan dengan rendahnya suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jakarta.

Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, perolehan suara Ganjar-Mahfud di Jakarta hanya 17,26 persen atau sebesar 1.115.138 suara.

Ginting mengatakan, secara tidak langsung pasti ada irisan antara pemilih calon di Pilpres dan partai di Pileg.

Terlebih, secara fakta harus diakui bahwa elektabilitas Ganjar di Jakarta kalah jauh dibandingkan dua calon lawannya.

Hal itu menjadi beban bagi PDIP karena tidak mendapat efek ekor jas, dan justru ikut anjlok.

Anies Baswedan punya bekal elektabilitas karena pernah menjadi Gubernur di Jakarta, begitu juga Prabowo Subianto yang sudah cukup dikenal karena telah empat kali mengikuti Pilpres sejak 2009.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved