Umat Islam Penuh Sukacita, Idulfitri Dimaknai Hari Kembali kepada Fitrah Manusia yang Suci

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyampaikan pesan kebangsaan Idulfitri 1445 H. Idulfitri dimaknai hari kembali kepada fitrah manusia yang suci

ISTIMEWA
Pengunjung dan pegawai TMII saat melakukan pawai obor menyambut Idulfitri 1445 Hijriah di Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (9/4/2024). Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyampaikan pesan kebangsaan Idulfitri 1445 H. Idulfitri dimaknai hari kembali kepada fitrah manusia yang suci 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyampaikan pesan kebangsaan Idulfitri 1445 Hijriah.

Dimana, umat Islam penuh sukacita menyambut Idulfitri. Idulfitri dimaknai sebagai hari kembali kepada fitrah manusia yang suci.

Berikut pesan Idulfitri yang disampaikan Jazuli Juwaini.

Hari ini umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idulfitri. Kata "fitri" dalam bahasa Arab berarti "suci". Idulfitri dimaknai sebagai hari kembali kepada fitrah manusia yang suci dan bersih dari dosa. Hal ini dicapai setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan, di mana umat Islam berusaha menahan diri dari hawa nafsu dan memperbanyak amalan kebaikan.

Idulfitri juga dimaknai sebagai hari kemenangan melawan hawa nafsu. Puasa Ramadan merupakan latihan spiritual untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan berhasil menjalankan ibadah puasa, umat Islam dianggap telah meraih kemenangan.

Maka pantas dan tidak berlebihan jika umat Islam menyambut Idulfitri dengan penuh sukacita.

Di hari raya ini umat Islam saling bersilaturahim, mengunjungi keluarga dan teman, saling berbagai bingkisan dan hadiah, serta saling bermaaf-maafan. 

Idulfitri juga merupakan momen untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama. Umat Islam dianjurkan untuk mengeluarkan zakat fitrah dan memberikan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.

Hal ini dapat membantu meringankan beban mereka dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan.

Bagi kita di Indonesia, Idulfitri memiliki makna yang lebih luas dibandingkan dengan makna religiusnya.

Idulfitri menjadi momen penting bagi keluarga untuk berkumpul dan menjalin hubungan silaturahim. 

Tradisi mudik, halal bihalal, dan berbagai tradisi lainnya menjadi bagian penting dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia. Tradisi ini mendekatkan yang jauh dan menguatkan yang dekat. Inilah modal sosial kita yang terpupuk sejak dulu kala yang mampu merekatkan perbedaan dan mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Refleksi Kebangsaan Idulfitri

Idulfitri merupakan waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri dan merenungkan amalan-amalan yang telah dilakukan selama tahun-tahun sebelumnya. Umat Islam diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan menjadi insan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Dalam konteks kebangsaan kita, Idulfitri harus menjadi momentum untuk memperbaiki kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Memperbaiki kualitas pengamalan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa yang termanifestasi dalam sila-sila Pancasila. Memperbaiki kualitas kepemimpinan para pemimpin dan elit bangsa. Memperbaiki tanggung jawab kewargaan (citizenship) setiap warga negara.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved