Pilpres 2024

Pengamat Baca Gejolak 3 Partai Pengusung Anies Baswedan: Semua Mau Putar Haluan Ikut Prabowo

Partai Koalisi Perubahan diprediksi nantinya bakal ikut gabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

KOMPAS.com/ Tatang Guritno
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersama capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (23/2/2024). Ketiganya makan bersama dengan Ketua Umum dan Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Syaikhu dan Salim Segaf Aljufri. 

Salah satunya yakni PKS adalah partai yang berkuasa di Jakarta sehingga memiliki peluang besar juga untuk memenangkan pertarungan Pilkada Jakarta yang akan digelar 27 November 2024 mendatang.

"Sebagai Presiden, Prabowo tentu berkepentingan untuk menentukan siapa yang akan jadi Gubernur Jakarta karena Jakarta masih prestise, masih menjadi trendsetter di Indonesia."

"Jadi Prabowo berkepentingan terhadap PKS karena punya kekuatan di Jakarta dan kemungkinan PKS bisa bersama Gerindra untuk mencalonkan figur di Pilkada Jakarta," paparnya.\

Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam acara buka bersama Fraksi PKS, Minggu (8/4/2024).
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam acara buka bersama Fraksi PKS, Minggu (8/4/2024). (ISTIMEWA)

Selain itu, jika PKS masuk ke pemerintahan Prabowo juga akan melengkapi keberadaan partai Islam dengan basis pemilihnya masing-masing.

"Misalnya partai Islam modernis itu diwakili oleh PAN yang sudah bergabung sejak pilpres."

"Kemudian juga nanti ada PKB mewakili Islam kultural atau tradisional."

"Nah lalu PKS kemungkinan juga bisa ini mewakili identitas Islam yang lain yaitu Islam gerakan atau tarbiyah yang mengacu kepada aktivis kampus," ujar Ginting.

Kemungkinan bergabungnya PKS salah satu faktornya karena adanya pengalaman panjang antara PKS dan Gerindra dalam berkoalisi, di antaranya dua kali dalam Pilpres yakni di 2014 dan 2019 serta di Pilkada Jakarta 2017 di mana koalisi ini mengantarkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menjadi pemenang.

Hanya saja, Ginting merasa Prabowo perlu upaya ekstra untuk melobi PKS agar mau bergabung, karena di koalisinya saat ini ada Partai Gelora yang merupakan pecahan dari PKS.

"Tetapi jika melihat suara Gelora yang ga signifikan di pemilu kemarin, lebih baik Prabowo merangkul PKS ketimbang Gelora."

"Walaupun peluangnya (bergabung) masih 50:50 tapi kecenderungannya lebih besar gabung karena PKS punya modal politik yang besar," kata Ginting.

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved